Bimata

Angka Stunting di Jateng Masih 20,08 Persen

BIMATA.ID, GROBOGAN – Gerakan semesta diperlukan guna mengatasi permasalahan Stunting, dan kemiskinan ekstrem yang dihadapi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menjelaskan, bahwa gerakan itu sangat penting untuk mencapai target pemerintah guna mengentaskan Stunting, dan kemiskinan ekstrem.

“Pemerintah saat ini sedang memprioritaskan dua hal, pertama penurunan angka stunting dan kedua penghapusan kemiskinan ekstrem yang ditargetkan tidak ada lagi atau nol persen, dan stunting-nya harus dicapai 14 persen pada tahun 2024,” kata Muhadjir pada saat ‘Sosialisasi Bangga Kencana dan Gerakan Semesta Mencegah Stunting’ di Gedung Serbaguna Dewi Sri, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, pada Selasa (23/05/2023).

Baca juga: Elektabilitas Prabowo Lampaui Ganjar-Anies, Semangat Kader Gerindra Kian Berkobar

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) masih di angka 20,8 persen. Angka itu tidak jauh dari rata-rata nasional 2022 sebesar 21,6 persen. Sementara, angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Grobogan sebesar 19,3 persen.

Oleh karena itu, Pemerintah tengah berupaya, dan menargetkan agar angka stunting pada 2024 turun menjadi 14 persen.

Selain itu, persentase kemiskinan ekstrem berdasarkan data BPS 2022 di Kabupaten Grobogan sebesar 2,29 persen. Tingkat Kemiskinan ekstrem Kabupaten Grobogan berada di atas tingkat Provinsi Jawa Tengah, yaitu 1,97 persen dan nasional sebesar 2,04 persen.

Lihat juga: Tepati Janji, Prabowo Kirim Pesepak Bola Muda Ikuti Pendidikan di Aspire Academy

“Ibu-ibu PKK dan ‘Aisyiah sudah bersinergi untuk mendukung program penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem. Dana desa juga bisa difokuskan pada dua hal itu, dan dana APBD kabupaten dan provinsi. Kalau tiap desa bisa mencapai target, maka Jawa Tengah tentunya akan mencapai nol persen,” jelasnya.

Maka dari itu, dirinya mengajak Pemerintah Daerah (Pemda) agar dapat mengoptimalkan pelayanan pada seluruh warganya dalam mengatasi permasalahan stunting, dan meminta seluruh posyandu tersedia alat antropometri. Muhadjir juga menyarankan di puskesmas harus tersedia alat USG supaya intervensi bisa dilakukan tepat sasaran.

Exit mobile version