BIMATA.ID, Jakarta- Lembaga survei Political Weather Station (PWS) merilis hasil simulasi pasangan Capres dan Cawapres favorit pemilu 2024 mendatang. Berdasarkan 3 simulasi, pasangan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo paling banyak dipilih oleh responden.
Terkait siapakah tokoh yang paling cocok menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto, sebanyak 24,5% publik menyebut nama Ganjar Pranowo. Setelah itu baru muncul nama Ridwan Kamil (15,6%), Sandiaga Uno (12,8%), Erick Thohir (11,2%) dan Khofifah (10,1%). Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan politisi senior PDI Perjuangan Puan Maharani hanya disebut oleh kurang dari 2% responden.
BACA JUGA: Sugiono: Kemenangan Prabowo dan Gerindra Dimulai dari Sulsel
Kemudian, Tokoh yang paling cocok menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo, sebanyak 21,5% responden menyebut nama Ridwan Kamil, disusul Sandiaga Uno (16,3%) dan Erick Thohir (12,8%). Sedangkan siapa tokoh yang dinilai paling pantas menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan, sebanyak 19,9% responden menyebut nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurty Yudhoyono (AHY).
Ketika PWS membuat simulasi Pilpres diikuti oleh tiga pasangan, yakni Prabowo-Ganjar, Anies-AHY, dan Airlangga-Erick Thohir, bagian terbesar publik atau 46,2% menjatuhkan pilihan pada pasangan Prabowo-Ganjar. Pasangan “koalisi perubahan” Anies-AHY dipilih oleh 29,8% responden, sedangkan pasangan yang diusung Koalis Indonesia Bersatu (KIB) Airlangga-Erick Thohir hanya didukung oleh 19,5% responden.
BACA JUGA: Prabowo Dianugerahi Tokoh Peduli Santri
Berikutnya, simulasi jika Pilpres diikuti empat pasangan untuk mengantisipasi PDI Perjuangan mengusung kadernya sendiri sebagai caprescawapres, yakni pasangan Ganjar-Puan Maharani. Sementara itu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) mengusung pasangan Prabowo-Khofifah, Koalisi Perubahan tetap mengusung Anies-AHY dan Koalisi Indonesia Bersatu mengusung pasangan Airlangga-Erick Thohir. Hasilnya, pasangan Prabowo-Khofifah dipilih oleh 31,4% responden, disusul Anies-AHY (27,5%), Ganjar-Puan (23,8%) dan Airlangga-Erick Thohir (15,6%).
Sementara itu apabila Pilpres hanya diikuti oleh dua pasangan (simulai head to head) pasangan Prabowo-Ganjar ternyata tetap paling favorit di mata publik. Ketika PWS mengajukan pertanyaan pasangan manakah yang mereka pilih jika Pilpres diikuti dua pasangan saja, yakni Prabowo-Ganjar versus Anies-AHY, sebanyak 56,4% responden mengaku memilih Prabowo-Ganjar dan 40,2% memilih Anies-AHY. Sisanya (3,4%) menyatakan tidak tahu atau tidak memilih diantara keduanya.
BACA JUGA: Di Bali, Muzani Bicara Komitmen Prabowo Jaga Kebhinekaan NKRI
Sedangkan saat PWS meminta responden untuk memilih dua pasangan capres-cawapres yang akhir-akhir ini sering muncul di media, yakni Prabowo-Ganjar dan Ganjar-Erick, sebanyak 49,5% menjatuhkan pilihan pada Prabowo-Ganjar dan 41.8% responden memilih pasangan Ganjar-Erick. Sementara responden yang menjawab tidak tahu, bingung atau tidak memilih diantara keduanya sebanyak 8,7%.
Dengan demikian, meskipun oleh publik Ganjar Pranowo juga dinilai layak menjadi capres, bahkan selalu masuk posisi tiga besar berbagai survei bersama Prabowo dan Anies, tetapi publik juga memandang Ganjar saat ini lebih tepat menjadi cawapres mendampingi Prabowo. Prabowo-Ganjar dinilai publik merupakan pasangan yang paling cocok untuk memimpin Indonesia periode 2024-2029 karena memenuhi beberapa kriteria.
BACA JUGA: Berkat Penjelasan Romo Syafii Tokoh Agama Menerima Pertimbangan Prabowo Gabung Pemerintahan
1. Prabowo-Ganjar adalah representasi tokoh tua-muda
2. Prabowo-Ganjar merupakan representasi militer-sipil yang banyak diminati publik
3., Prabowo-Ganjar mewakili dua partai terbesar di Indonesia saat ini (Partai Gerindra dan PDI Perjuangan)
Sehingga pasangan ini menjanjikan stabilitas politik untuk Indonesia lima tahun mendatang. Keempat, Prabowo dan Ganjar merupakan dua tokoh yang dekat dengan Presiden Jokowi sehingga, diharapkan dapat melanjutkan program-program besar Jokowi yang belum tuntas.
BACA JUGA: Muzani Optimis Prabowo Menang di Bali
Terkait perkembangan elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2024, hasil survei PWS kali ini menunjukkan bahwa PDI Perjuangan tetap kokoh di posisi puncak dengan 21,9%, masih dikuntit oleh Partai Gerindra dengan elektabilitas 16,4%. Kemudian Partai Demokrat dan Partai Golkar bersaing di posisi tiga dan empat dengan elektabilitas masing-masing 10,3% dan 10,2%. Di papan tengah ada Partai Nasdem (8,5%), PKB (7,6%) dan PKS (7,4%), diikuti Partai Perindo (5%).
Sementara PAN dan PPP nampaknya harus berjuang keras apabila ingin bertahan di Senayan mengingat elektabilitasnya kurang dari 3%. Sedangkan partai-partai baru (seperti hasil survei PWS sebelumnya) belum juga ada yang diminati publik secara signifikan.
BACA JUGA: Memaknai Langkah Progresif Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan RI
Berdasarkan simulasi tersebut, Peneliti Senior PWS Sharazani Ma pun menarik kesimpulan bahwa pasangan Prabowo-Ganjar dinilai sebagai pasangan yang paling cocok memimpin Indonesia.
“Prabowo-Ganjar dinilai publik merupakan pasangan paling cocok untuk memimpin Indonesia periode 2024-2029 karena memenuhi beberapa kriteria,” ungkapnya, Selasa (14/03/2023).
Sharazani lalu membeberkan kriteria yang dimaksud. Adapun kriteria pertama yakni Prabowo-Ganjar merupakan representasi tokoh tua-muda.
BACA JUGA: Dampingi Jokowi, Prabowo Tinjau Panen Raya di Kebumen
“Kedua Prabowo-Ganjar merupakan representasi militer-sipil yang banyak diminati publik,” ucapnya.
Selain itu, dia menyebut Prabowo-ganjar juga mewakili dua partai besar di Indonesia yakni Gerindra dan PDIP. Keduanya juga dinilai tokoh yang dekat dengan Jokowi.
“Prabowo dan Ganjar merupakan dua tokoh yang dekat dengan Presiden Jokowi sehingga diharapkan dapat melanjutkan program-program besar Jokowi yang belum tuntas,” pungkasnya.
BACA JUGA: Doakan Wapres Ultah ke-80, Medsos Prabowo Diserbu Netizen
Survei ini digelar 3 hingga 10 Maret 2023 di 34 provinsi di Indonesia. Survei melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak sistematis atau systematic random sampling.
Survei dilakukan dengan metode wawancara via telepon dengan pedoman kuesioner. Adapun, margin of error survei sebesar +/- 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95%.