BIMATA.ID,Banjarmasin– Hingga sampai saat ini di Banjarmasin telah terdata sebesar lima ribu lebih warga yang berstatus miskin ekstrem.
Kemiskinan Ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial.
BACA JUGA: Kompak Pakai Topi Serupa, Jokowi dan Prabowo Sapa Pedagang di Pasar Youtefa
Upaya pengentasan kemiskinan tersebut masih terus dilakukan oleh Pemkot Banjarmasin, dengan cara pendataan langsung ke lapangan. Jumlah kemiskinan ekstrem di Banjarmasin telah di data ulang, dan akan menjadi fokus prioritas dalam penyaluran bantuan.
Menurut Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Banjarmasin Dolly Syahbana, dalam pendataan ulang yang dilakukan, kemiskinan ekstrem di Banjarmasin telah mendapatkan angka pastinya. “Jadi setelah penyandingan antara data Kemenko PMK dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Kota Banjarmasin, didapatkan jumlah sekitar 5.000 orang yang masuk kedalam golongan miskin ekstrem,” ucapnya, Rabu (22/3/2023).
Data ini menurun dari yang sebelumnya berjumlah 8000 orang. Penyebabnya, karena ada data yang tidak memiliki NIK serta memiliki NIK double.
BACA JUGA: Kepala BIN Doakan Prabowo Subianto Sukses di Pilpres 2024
“Pendataan ini sudah klop hasilnya, dalam waktu dekat kami akan membuatkan SK terkait penduduk dengan kemiskinan ekstrem ini,” ungkapnya.
Dari SK itu nantinya yang akan menjadi acuan dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem yang ada di Kota Banjarmasin, dengan target di 2024 menjadi 0 persen untuk masyarakat yang miskin ekstrem.
“Nantinya kami juga akan bekerja bersama dengan berbagai dinas dan beberapa yang terlibat nantinya ada Dinsos sendiri, Bappeda Litbang, Dinkes, BPKPAD serta lainnya dalam menangani permasalahan miskin ekstrem ini,” jelasnya.
BACA JUGA : Budisatrio: Elektabilitas Prabowo Semakin Meningkat Versi LSP Picu Semangat Kader dan Relawan Terus Bekerja
Dan dari data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjarmasin, angka kemiskinan di tahun 2022 mengalami penurunan. Pada tahun 2021 bertahan di angka 4,89 persen dengan total 34.839 jiwa, sedangkan di tahun 2022 turun menjadi dan 4,74 persen dengan total 34.009 jiwa.
Dolly menjelaskan, akan ada beberapa program untuk mengentaskan kemiskinan ini, seperti di tahun yang lalu ada Rp 3,6 miliar yang dikeluarkan untuk program Beras Kota untuk warga miskin, yang tidak mendapatkan BPNT dan PKH.
BACA JUGA: Dukungan Presiden Jokowi Kepada Prabowo Subianto Membuat Elektabilitas Prabowo Sulit di Kejar
“Kemudian ada program bedah rumah tidak layak huni (rutilahu) untuk warga miskin sebanyak 124 unit dengan anggaran Rp 2,9 miliar,” tuturnya. Serta pihaknya juga menganggarkan hampir Rp 5 miliar untuk menurunkan inflasi dalam program bantuan bantuan inflasi kepada 3 sektor.