BIMATA.ID, Karawang – Harga gabah petani di Karawang Selatan anjlok, Pemerintah Kabupaten Karawang tengah mensiasati untuk mencari solusi tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Karawang Acep jamhuri mengatakan, harga gabah hasil panen anjlok karena disebabkan oleh musim hujan yang mengguyur Karawang selama sepekan tanpa henti.
“Harga gabah anjlok itu kan karena kemarin musim hujan yah, memang tidak sempat ditemui, karena gak ada dryer (pengering). Tapi Insya Allah sekarang sudah ada panas,” kata Acep,di Plaza Pemda Karawang, dikutip dari detikjabar, Selasa (07/03/2023).
Baca Juga : Panglima Angkatan Bersenjata Australia Temui Prabowo Subianto, Ini yang Dibahas
Acep menuturkan, selain anjloknya harga gabah akibat hujan, hal lain yang menyebabkan harganya anjlok lantaran beberapa wilayah terendam banjir, Acep mencatat ada sekitar 6 ribu hektar sawah yang terendam.
“Kemarin yang terdampak hujan maupun banjir itu ada sekitar 6.000 hektare yah, bapak Menteri juga sempat melihat, hasil keputusan bagi yang baru tanaman akan diganti dan akan dilihat sejauh mana dampak yang merugikan petani,” ucapnya.
Acep mengungkapkan, persoalan harga gabah basah yang anjlok tersebut sudah masuk pembahasan pemerintah daerah, saat ini pihaknya telah merencanakan antisipasi untuk kedepan.
“Soal harga basah, kami pemerintah daerah sudah berkoordinasi dengan pusat. Intinya ke depan kami lebih mengantisipasi, nantinya bantuan-bantuan yang diajukan kelompok tani mayoritas berbentuk dryer, untuk mengantisipasi anjloknya harga dasar gabah,” pungkasnya.
Berita Sebelumnya, petani di Karawang selatan terpaksa harus bersedih hati, akibat musim panen dilanda musim hujan dengan intensitas lebat tanpa henti, sejak Minggu (26/02/2023) lalu.
Hal itu lantaran padi atau gabah hasil panennya dihargai murah, karena dalam kondisi basah, Harga cenderung turun karena Karawang dilanda hujan, karena padi cuma dihargai Rp.380 ribu sampai Rp.400 untuk harga gabah basah.
