BIMATA.ID, Jakarta- Indonesia akan aman dari efek domino yang diakibatkan dari krisis bank-bank di Amerika jika pemerintah dan masyarakat bersama-sama membangun kepercayaan hadapi krisis ekonomi global. Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia Muhammad Edhie Purnawan mengatakan, keruntuhan Bank Amerika masih belum berdampak pada perekonomian di Indonesia.
Diketahui bank-bank di Amerika Serikat mengalami kolaps seperti Sillicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank. Hal ini ternyata berdampak pula pada bank-bank di negara lainnya.
Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia Muhammad Edhie Purnawan dalam keterangannya mengatakan, kolapsnya Bank Amerika masih belum berdampak pada perekonomian di Indonesia.
“Kalau kita melihat inflasi dan juga harga komoditas kita lihat ada penurunan inflasi karena Amerika salah satunya melakukan kebijakan moneter ketat, termasuk juga harga komoditas kita pantau satu persatu kita mendapati bahwa harga komoditasnya meskipun turun sedikit untuk beberapa jenis komoditas tapi yang lain relatif stabil,” katanya pada Sabtu (18/03/2023).
Untuk itu, Muhammad Edhie menyebut bahwa Indonesia akan aman dari efek domino yang diakibatkan dari krisis bank-bank di Amerika jika pemerintah dan masyarakat untuk membangun kepercayaan bersama hadapi krisis global.
BACA JUGA: Mayoritas Relawan Jokowi NTB Dukung Prabowo Sebagai Capres 2024
“Kita semua harus percaya sepenuhnya dengan pernyataan Menkeu, bahwa tidak akan terjadi dampak yang relatif besar dengan kejadian di bank-bank Amerika,” ujarnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, kondisi pasar global sepekan terakhir akibat bangkrutnya SVB dan Signature Bank di Amerika harus diwaspadai. Jangan sampai perbankan Indonesia terkena dampak.
“Yang harus kita waspadai sekarang adalah kondisi pasar global yang seperti terjadi dalam weekend terakhir, penutupan Silicon Valley Bank yang relatif kecil, bank regional, dengan aset hanya US$ 200 miliar,” kata Sri Mulyani.
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Lantik Walikota Samarinda Jadi Ketua IPSI Kalimantan Timur
Hal senada juga diucapkan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto yang mengatakan, Indonesia memiliki pengalaman kuat dalam menghadapi krisis moneter terutama pada krisis pada pandemi Covid-19.
“Saya rasa pengalaman di pandemi kemarin kita sudah belajar dari situ sehingga saya rasa Indonesia sudah cukup siap menghadapi kondisi global, kondisi US yang kemungkinan akan ada domino efek,” jelasnya.
BACA JUGA: Megawati Bertemu Jokowi di Tengah Isu Duet Prabowo-Ganjar Dijodohkan, Ini Analisis Pengamat
Meski demikian, Ia menjelaskan bahwa dalam menghadapi krisis moneter akibat efek domino dari bangkrutnya bank di Amerika, harus ada koordinasi yang baik antara keempat Lembaga keuangan di Indonesia yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).