BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Badan Pengawas Pemilih Umum (Bawaslu) Republik Indonesia (RI), Rahmat Bagja menyampaikan, hukuman untuk para politisi yang gagal melaksanakan janji politiknya bukanlah menjadi golongan putih (Golput) alias tidak memilih di pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Bagja mengatakan, hukuman yang tepat adalah masyarakat jangan memilih lagi politisi tersebut. Namun, memilih calon pemimpin yang bisa memegang teguh janjinya.
Baca juga: Kepala BIN Doakan Prabowo Subianto Sukses di Pilpres 2024
“Pilih kembali atau tidak pilih itu cara penting untuk menghukum para politisi yang janjinya tidak tepat,” katanya, di hadapan ratusan mahasiswa dalam dialog Pemilu bertema ‘Peran Penting Pemilih Pemula Untuk Mewujudkan Pemilu Bermartabat’ di Auditorium Arifin Panigoro Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Jakarta Selatan, Selasa (21/03/2023).
Oleh sebab itu, dia mengajak mahasiswa untuk tidak apatis dalam politik. Sebab, politik dapat menentukan kehidupan bangsa.
“Bahwa kalau ada ahli politik dari Prancis bahwa, politik itu menentu harga sabun yang Anda pakai, baju, dan bagaimana Anda menikmati fasilitas umum,” tandas Bagja.
Lihat juga: Emak-emak Pedagang Pasar Rakyat Tabalong Peluk Hangat Prabowo: Itu Idola Saya
Pun, Bagja meminta kepada para mahasiswa untuk tidak hanya menjadi pemilih aktif. Namun, juga membantu mengawasi jalannya Pemilu 2024.
“Bantu awasi. (Caleg) Yang janjinya jelimet jangan dipilih,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bagja juga menegaskan kepada para mahasiswa untuk tidak menganggap politik uang hal yang biasa. Dia meminta, agar mahasiswa untuk mengindari hal tersebut.
Simak juga: Prabowo: Pupuk BIOS 44 DC Buatan Kodam III Siliwangi Dapat Menjawab Keluhan Petani
[MBN]