BIMATA.ID, SEMARANG – Untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di Jawa Tengah (Jateng), Bulog telah menyalurkan sekitar 38.000 ton beras hingga penghujung Maret 2023 ini.
Wakil Pimpinan Wilayah Bulog, Sri Murniati Menjelaskan, Bulog tengah berperan serta dalam operasi pasar yang digelar setiap harinya di berbagai daerah di Jateng. Selain di pasar-pasar tradisional, juga menjalin kemitraan dengan toko ritel baik jaringan ritel nasional hingga lokal.
“Untuk operasi pasar dengan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga maksimal Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp47.250 [per lima kilogram] ini terus, sepanjang tahun. KHususnya untuk saluran ritel saat ini. Karena bersamaan dengan masa panen dan harga sudah mulai turun,” ucap Sri Murniati, Wakil Pimpinan Wilayah Bulog Jawa Tengah, pada Selasa (21/03/2023).
Baca juga: Kompak Pakai Topi Serupa, Jokowi dan Prabowo Sapa Pedagang di Pasar Youtefa
Sri mengatakan, pada mitra Bulog bisa menjaga harga jual beras yang disalurkan tersebut. Saat ini, untuk HET beras kelas medium di pasaran Jateng dijual di harga Rp10.900/kg sementara beras premium di Rp 19.900 per/kg.
Oleh karena itu, ia berharap para mitra distributor beras Bulog dapat menjaga harga jual itu agar sesuai dengan peruntukan SPHP. Sehingga, memasuki musim panen raya di Jateng, Bulog juga telah menyerap sebagian besar hasil petani di wilayah pantai utara Jawa.
Sehingga, penyerapan beras dari petani itu menjadi bagian dari upaya guna peningkatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Lihat juga: Pesan Mama-mama Papua Kepada Prabowo: Kalau Jadi Presiden Harus Perhatikan Orang Kecil
“Ini sudah mencapai 12 persen,” ungkap Sri.
Sekedar informasi, naiknya harga beras yang terjadi di Jateng pada beberapa waktu lalu terakhir, memang berdampak besar bagi laju inflasi di wilayah tersebut.
Simak juga: Jokowi dan Prabowo Kompak Tanam Jagung di Food Estate Keerom Papua