BIMATA.ID, Jakarta – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) telah resmi membentuk tim insiden keamanan siber atau yang disebut Bawaslu CSIRT (Computer Security Incident Response Team).
Anggota Bawaslu Puadi menerangkan, kehadiran Bawaslu CSIRT ini sebagai salah satu upaya pihaknya dalam menjaga data-data yang dimiliki dan telah mendapat dukungan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Kemudian Puadi mengungkapkan, bahwa CSIRT ini merupakan data-data dari hasil pengawasan, penanganan pelanggaran, hasil penyelesaian sengketa proses, atau data pelanggaran administrasi lainnya yang dimiliki oleh Bawaslu.
Baca Juga: Survei PWS: Duet Prabowo-Ganjar Paling Banyak Dipilih
Hal ini disampaikan Puadi saat memberikan sambutannya pada pembukaan acara Launching Bawaslu CSIRT yang digelar di Jakarta. Dikutip dari laman resmi bawaslu.go.id, pada Selasa 14 Maret 2023.
“Bawaslu CSIRT adalah upaya memitigasi dan temporer, di mana ada satu tim tanggap ketika ada gangguan siber. Berharap kedepan tidak ada lagi gangguan-gangguan keamanan siber,” kata Puadi saat membuka acara Launching Bawaslu CSIRT di Jakarta.
Cek Juga: Pejuang Ekonomi Kerakyatan, Sudaryono Kobarkan Semangat Perjuangan Pedagang Dukung Prabowo
Dalam kesempatan tersebut, Puadi juga memaparkan tiga alasan dibentuknya tim tanggap keamanan infrastruktur dan aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi di lingkup Bawaslu. Seperti, mencegah terjadinya pelanggaran hukum dan tindakan pencurian data pengawas pemilu yang dimiliki oleh Bawaslu.
Lebih lanjut, untuk melindungi dan menjaga keamanan data sebagai manifestasi tanggung jawab Bawaslu terhadap perlindungan data pribadi. Dan yang terakhir, untuk menjaga reputasi kelembagaan dan merawat kepercayaan publik kepada Bawaslu.
Simak juga: Prabowo Dianugerahi Tokoh Peduli Santri
“Bawaslu CSIRT sukses mendapatkan penguatan dan supervisi dari BSSN dan telah memenuhi kualifikasi hal ini juga dibuktikan dengan dikeluarkannya surat tanda registrasi (str) dari BSSN,” pungkasnya.