BIMATA.ID, Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol.Dr. Boy Rafli Amar saat menghadiri Tadarus Kebangsaan dan Penyusunan Road Map Kepemimpinan Muslim Indonesia di Jakarta, pada Sabtu (25/03/2023), mengatakan, pentingnya kekuatan seluruh masyarakat Indonesia dalam meluruskan narasi bermuatan kebencian yang beredar di media sosial melalui narasi kebangsaan.
“Seluruh keluarga besar ini harus menyelamatkan narasi-narasi yang hari ini penuh dengan kebencian, khususnya pada sosial media,” kata Boy, dikutip dari antaranews, Senin (27/03/2023).
Boy menuturkan, guna mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, BNPT RI mendorong organisasi masyarakat Islam dapat aktif dalam kegiatan kebangsaan, di antaranya dengan menghadirkan dan mengedepankan narasi persatuan di tengah perbedaan dan mengokohkan NKRI di tengah pluralitas kehidupan.
“Narasi-narasi kebangsaan inilah yang diperlukan hari ini oleh kita semua. Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menjadi mitra BNPT selama ini. Tentunya, seluruh ormas Islam dengan BNPT kami selama ini terbantukan dengan sosialisasi kebangsaan kepada masyarakat kita,” katanya.
Baca Juga : Disebut Namanya di Lagu Ojo Dibandingke, Prabowo Malah Sebut Nama Jokowi
Mendukung pernyataan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan, sebenarnya budaya Islam di Indonesia sudah damai, namun, ada paham-paham yang mencoba mengganggu dan cenderung memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Budaya Islam sudah tumbuh, jangan diganggu dengan radikalisme dan takfiri. Jangan dibentur-benturkan,” jelas Mahfud.
Oleh karena itu, Mahfud mengajak kepada seluruh organisasi masyarakat berbasis Islam untuk terus menyampaikan nilai-nilai Islam yang penuh kasih sayang dan mempersatukan.
“Di Indonesia, Islam yang sejuk dan damai. Islam juga berkembang berdasarkan budaya-budaya Islam Asia Tenggara, mari bersama-sama (Ormas Islam) untuk perkuat ikatan kebangsaan ini,” pungkasnya.
Simak Juga : Luar Biasa, Prabowo Sebut Tidak Punya Waktu dan Energi Untuk Sekedar Dendam dan Sakit Hati