Upaya Pemerintah Tekan Jumlah Pengangguran dari Lulusan SMK
BIMATA.ID, Jakarta- Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi penyumbang tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia. Hal itu karena adanya ketidaksesuaian pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja.
Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Permagangan Kementerian Ketenagakerjaan Muhamad Ali mengatakan hingga saat ini salah satu tugas pemerintah adalah memastikan lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Menurutnya, dengan adanya Peraturan Presiden nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
“Lahirnya Perpres 68 itu salah satunya adalah untuk memastikan agar apa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan itu sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan hadirnya penguatan dunia usaha dan dunia industri mulai dari proses hulunya sampai kemudian proses hilirnya, proses penyetaraan pendidikan maupun untuk pelatihan vokasi tersebut,” ujar Ali di Gedung Apindo, Jakarta Selatan, Kamis (23/02/2023).
Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan juga memiliki berbagai program pelatihan kerja. Menurut Ali pelatihan tersebut telah disusun dan sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
BACA JUGA: Survei Polstat: Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Ganjar-Anies Beda Tipis
Dirinya berharap adanya terobosan-terobosan tersebut lulusan pendidikan maupun pelatihan vokasi dapat sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
“Dengan demikian, harapan kita dengan semakin terbukanya investasi, lowongan kerja semakin terbuka, tidak hanya di dalam negeri tapi luar negeri juga, ya para lulusan ini bisa terakomodir masuk dalam pasar kerja,” ujarnya.
BACA JUGA: Panaskan Mesin Partai, Gerindra Bali Siap Gelar ‘Jalan Sehat Prabowo’
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia per Agustus 2022 sebesar 5,86% atau 8,42 juta orang. Adapun lulusan SMK menyumbang TPT tertinggi per Agustus 2022 yaitu 9,42%.