BIMATA.ID, Pangandaran – Sekolah Luar Biasa (SLB) Darma Putra Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, memproduksi hasil karya siswa – siswi disabilitas.
Produk yang dibuat oleh siswa disabilitas tersebut, dijual ke berbagai warung, penginapan dan hotel di pangandaran.
Kepala SLB Darma Putra Tjomi Suryadi mengatakan jika sekolah yang dipimpinnya menangani pelajar para penyandang disabilitas Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita,Tunadaksa, Tunalaras dan Autis.
“Memang benar sekolah yayasan kami ini tidak hanya memberikan bahan ajar menghitung dan menulis. Tapi persoalan basic kepribadian dan kreativitas kami ajarkan,” kata Tjomi, dikutip dari detik, Selasa (28/02/2023).
Baca Juga : Prabowo Subianto Dukung Peningkatan Kerja Sama RI-Singapura
Tjomi mengatakan, para siswa penyandang disabilitas ini, mempunyai keinginan seperti siswa pada umumnya.
“Kami hanya ingin mereka mandiri, makanya siswa kami diajarkan membuat dan merakit sendal. Terus kami jual,” ucapnya.
Tjomi menuturkan, sebetulnya sejak 2015 kita sudah membuat sandal, pada saat itu masih menggunakan mesin kecil 1 unit, namun pada saat ini, sekolah sudah mempunyai dua unit mesin yang lebih besar.
“Siswa-siswi yang sudah terampil kami ajarkan merakit sandal karet. Kami hanya ajarkan cara memasukkan bagian tali sandalnya,” ujarnya.
Untuk sandal yang diproduksi SLB Darma Putra Kalipucang ada dua jenis diantaranya sandal jepit anti Air dan jepit biasa.
“Cara pembuatan sendalnya berbeda, kalau sendal jepit anti air tinggal merangkai, sedangkan sandal biasa membuat dari awal karena bahan bakunya kami beli lembaran,” tuturnya.
Tjomi menuturkan, dalam sehari, kami bisa memproduksi 150 pcs sendal hasil siswa-siswi SLB, SLB Darma Putra menjual produk sandalnya ke warung hingga hotel dengan harga yang cukup terjangkau.
“Sandal biasa kami jual Rp8.000 dan sandal anti air Rp15.000. Alhamdulillah ada pihak hotel di Pangandaran yang beli produk kami saat ini,” tuturnya.
Simak Juga : Ketua Harian Gerindra Ungkap Prabowo dan Cak Imin akan Bertemu dalam Waktu Dekat
Sementara itu, untuk pendapatan dalam hasil menjual sandal tak menentu, karena setiap habis produksi, tidak langsung di jual.
“Tergantung pesanan saja kalau mengirimnya, yang penting semuanya terhidupi, keperluan siswa, yayasan dan para tenaga pengajar,” pungkasnya.