BeritaRegional

Ratusan Warga Kupang NTT Terdampak Banjir dan Tanah Longsor

BIMATA.ID, NTT – Longsor saat hujan deras mengguyur wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan ruas jalan yang menghubungkan lima desa di bagian Selatan Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang putus total, Lima desa itu adalah Oenif, Usapi Sonbai, Taloitan, Bone dan Desa Tasikona. Saat ini jalan raya tersebut hanya bisa dilalui warga dengan berjalan kaki.

“Akses jalan tersebut adalah akses satu-satunya jalan yang dilewati oleh warga lima desa untuk melakukan aktivitas ke Kabupaten dan Kota Kupang, guna berjualan hasil pertanian di pasar,” kata Camat Nekamese Yosua Bora’a, Senin (06/02/2023).

Sementara itu Kapospol Nekamese Aipda Donsius Dadi Haga menambahkan, sebagai satu-satunya akses warga lima desa dalam beraktivitas ke kota, diharapkan pemerintah bisa secepatnya memperbaiki jalur tersebut.

Baca Juga : Keseruan HUT Gerindra, Prabowo Diminta Nyanyi Oleh Kader

“Jika tidak secepatnya diperbaiki, dipastikan warga lima desa itu akan terisolir dan tidak bisa menjual hasil pertanian untuk peningkatan ekonomi,” ujarnya.

Sementara itu, sebannyak 398 jiwa di Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur terdampak banjir luapan sungai Oesao.

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Kupang Elfrid Saneh mengatakan, data sementara untuk warga terdampak bencana di Kelurahan Naibonat sebanyak 99 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 398 dan balita 22 orang tersebar di delapan rukun tetangga (RT).

“Untuk sementara 99 KK dengan jumlah jiwanya 398 orang dan 22 orang balita. Ini dihimpun berdasarkan data dari delapan RT yang sudah memasukan pendataan,” kata Elfrid.

Cek Juga : Sapa Kader-Kadernya di Daerah, Prabowo Sebut Mereka Ujung Tombak Kebesaran Gerindra

Warga Naibonat, Pedro do Santos menjelaskan, ratusan warga yang terkena dampak banjir bandang telah dievakuasi oleh tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mendapatkan pertolongan dan penanganan.

“Teman-teman dari tim Tagana sudah membantu evakuasi warga terdampak ke lokasi dapur umum untuk pertolongan dan penanganan,” jelasnya.

Pedro mengaku, banjir sejak dini hari setinggi lutut orang dewasa membuat warga setempat panik dan terpaksa meninggalkan rumah. Tidak ada korban jiwa dalam bencana itu, namun tanaman pertanian seperti jagung, padi, pepaya dan ubi terendam banjir dan terancam gagal panen.

“Syukur tidak ada korban jiwa tapi kasihan kami punya tanaman pertanian terendam banjir, ada yang tertimbun lumpur dan material. Untuk saat ini banjir sudah surut,” tutupnya.(oz)

Simak Juga : HUT Partai Gerindra ke-15, Prabowo Buka Acara Dengan Santuni Anak yatim

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close