BIMATA.ID, Jakarta- Pelemahan ekonomi dunia alias resesi global disinyalir sudah mulai berdampak ke kegiatan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari sejumlah tanda-tanda yang terlihat, mulai dari ekspor hingga prediksi realisasi investasi.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melihat adanya potensi dampak itu pada kuartal I 2023 ini. Maka, langkah antisipasi diperlukan untuk meredam dampaknya terhadap kegiatan ekonomi di dalam negeri.
BACA JUGA: Prabowo Bersama Anak Buah Nobar Film Adagium, Cerita Nasionalisme Besutan Rizal Mantovani
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita menilai ada beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah. Soal pertumbuhan ekspor, dia membidik adanya pasar baru untuk bisa mengerek capaian ekspor Indonesia.
“Melihat performa ekonomi negara-negara besar, maka Indonesia harus mulai memiikirkan tentang bagaimana untuk mengakselerasi diversifikasi tujuan ekspor, terutama ke kawasan-kawasan yang masih potensial seperti Timur Tengah, India, Eurosia, dan intensifikasi dagang dengan negara-negara Asean,” ujarnya, Minggu (19/02/2023).
Beberapa negara ini sebetulnya sudah masuk radar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Mendag beberapa kali mengungkap perlu adanya keterlibatan pasar-pasar baru ini yang dimanfaatkan oleh eksportir Indonesia. Kerja sama pun dilakukan melalui berbagai perjanjian ekonomi strategis.
BACA JUGA: Prabowo Subianto: Korps Marinir Miliki Sejarah Gemilang
Di sisi lain, Ronny juga melihat adanya upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga realisasi investasi ke dalam negeri. Apalagi ada tantangan di masa tahun politik yang membuat investor cenderung wait and see.
Dengan demikian, ada potensi pelemahan investasi yang masuk ke Indonesia. Cara menjaganya dengan mempertahankan pergerakan ekonomi domestik, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa konsisten di angka 5 persenan.
BACA JUGA: Resmikan Sumur Air Bersih Di Lombok, Prabowo Bagikan Puzzle Peta Indonesia ke Anak-anak
“Tapi selama pemerintah mampu menjaga tren dan stabilitas pertumbuhan lima persen ke atas di satu sisi dan stabilitas moneter di sisi lain, sembari tetap fokus menjaga daya beli, saya kira Indonesia akan bisa menjadi destinasi yang potensial untuk para investor,” urainya.