BeritaPertanianRegional

Kabupaten Rembang Dorong Pengolahan Tanah Dengan Alsintan

BIMATA.ID, REMBANG – Ketua Kelompok Tani Nanggala Desa Sidomulyo Suwarno bersama pihaknya sudah tengah melakukan analisis usaha tani, kemudian disimpulkan mengolah tanah dengan alat mesin pertanian (alsintan) lebih efektif dibandingkan sistem manual.

Suwarno mengatakan, pengolahan tanah menggunakan alsintan tengah dikembangkan di Kabupaten Rembang. Sebab, keuntungannya dinilai lebih besar daripada diolah menggunakan sistem manual dengan tenaga manusia.

Baca juga: Hari Ini Rombongan Relawan Jokowi Mania Temui Prabowo Subianto untuk Dukungan di Pilpres 2024

Diketahui, penghasilan yang didapat dari panen padi dari sistem manual, sebanyak 7,1 ton, dengan harga gabah Rp 5.200 per kilogram, sehingga total pendapatan melebihi Rp 36,9 juta. Sedangkan biaya pengolahan tanah sebesar Rp 17,3 juta lebih. Untung yang didapat petani lebih dari Rp 19,5 juta per hektar.

“Di MT (masa tanam) I 2022/2023 ini, ada perbedaan yang signifikan antara sistem manual dengan sistem alat. Kita ada keuntungan yang manual Rp 19 juta sekian, yang pakai alat Rp 25 juta sekian,” ungkap Suwarno, pada Rabu (15/02/2023).

Lihat juga: Resmikan Sumur Air Bersih Di Lombok, Prabowo Bagikan Puzzle Peta Indonesia ke Anak-anak

Selain itu, pengolahan lahan menggunakan traktor sampai dengan mesin panen atau combine harvest, petani lebih untung sebanyak Rp 25 juta lebih per hektar.

Kemudian, terkait hal itu Bupati Rembang Abdul Hafidz menyampaikan, guna mendorong produktivitas lahan pertanian, setiap tahun pihaknya telah memberikan bantuan sebanyak 500 hingga 1.000 alsintan kepada kelompok tani. Seperti, hand traktor, cultivator, rotary, dan combine, yang diketahui harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close