BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tampaknya makin gelisah dengan makin dekatnya bulan Suci Ramadhan yang kurang lebih satu bulan lagi akan datang.
Kegelisahan Sri Mulyani ini tak terlepas dengan ancaman laju inflasi yang diperkirakan bakal melesat tinggi disaat momen besar bagi umat muslim tersebut. Dirinya pun sampai-sampai mengingatkannya di media sosal Instagram pribadinya @smindrawati.
Dia bilang permintaan kebutuhan masyarakat saat bulan puasa hingga lebaran nanti diperkirakan meningkat, peningkatan permintaan ini membuat harga pangan melambung tinggi.
Baca juga : Terima Kunjungan Menhan Mohamad, Prabowo Optimis Hubungan RI-Malaysia Saling Menguntungkan
“Hari besar nasional juga menjadi perhatian (utamanya Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri) karena pada saat ini terjadi lonjakan permintaan yang sangat tinggi,” katanya seperti dikutip Rabu (22/2/2023).
Untuk menangkal laju inflasi yang tak terlalu tinggi, dia mengatakan bahwa pemerintah akan hadir dalam bentuk dukungan fiskal melalui APBN. Sri Mulyani mengklaim dana sebesar Rp104,2 triliun disalurkan melalui beragam kementerian/lembaga untuk menjaga ketahanan pangan.
Selengkapnya : Prabowo Dampingi Presiden Jokowi Lepas 140 Ton Bantuan Bahan Makanan ke Turki dan Suriah
Selain itu, akselerasi implementasi lumbung pangan, perluasan kerja sama antar daerah, serta pengelolaan data ketersediaan pangan menjadi beberapa langkah pemerintah untuk menjaga ketersediaan pangan.
Bendahara negara itu juga mengatakan selain anggaran ketahanan pangan, APBN juga dialokasikan dalam bentuk anggaran perlindungan sosial, anggaran subsidi dan kompensasi energi, dan infrastruktur.
Menurutnya, seluruh alokasi ini untuk menunjang upaya pengendalian inflasi.
Sebelumnya baca juga : Prabowo Subianto Sapa Relawan Kemanusiaan yang Mengiringi Bantuan Ke Turki-Suriah
“Ini semua merupakan harmonisasi kerja sama antara Kementerian Keuangan dan beragam lembaga dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan lain dalam upaya menangani inflasi di Indonesia akan terus menerus dilakukan,” imbuh Sri Mulyani.
Ia menuturkan di tengah masa penuh turbulensi beberapa tahun ke belakang ini, inflasi terjadi di banyak negara di dunia. Bahkan, di beberapa negara tingkat inflasinya menyentuh angka 50 persen.
Sementara, di Indonesia sendiri inflasi 2022 tercatat terjaga lebih rendah dari perkiraan, yaitu pada level 5,51 persen yoy. Angka ini lebih rendah dari forecast konsensus yang berada pada angka 6,5 persen pasca penyesuaian harga BBM.
Simak juga : Prabowo Bersama Anak Buah Nobar Film Adagium, Cerita Nasionalisme Besutan Rizal Mantovani
“Hal tersebut menjadi diskusi kami Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) pada High-Level Meeting kemarin (20/02) di kantor Kemenko Perekonomian,” kata Sri Mulyani.