BeritaNasional

IDI Sebut Minimnya Pemahaman Masyarakat jadi Penyebab Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengungkapkan, meningkatnya kasus diabetes pada anak disebabkan karena minimnya pemahaman masyarakat terkait pencegahan dini dengan skrining. Hal tersebut dikatakan Berdasarkan data yang dirilis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan prevalensi anak penderita diabetes meningkat 70 kali lipa.

“Saya yakin masyarakat belum pada paham terkait dengan diabetes pada anak ini skriningnya dilakukan pada anak, upaya pencegahan yang harus dilakukan tidak hanya bicara masalah makanan tapi juga terkait faktor keturunan genetik ini juga harus jadi perhatian,” katanya, Rabu (08/02/2023).

Baca Juga : Nahdliyin Teriaki Prabowo Subianto ‘Presiden Selanjutnya’ di Harlah 1 Abad NU

Pihaknya mengucapkan, Soal diabetes pada anak belum nanti dia menjadi dewasa, akan mengganggu produktivitas,mengganggu kualitas hidup pemerintah telah membentuk komite khusus yang melibatkan organisasi profesi guna menggabungkan kesadaran masyarakat akan bahaya diabetes pada anak.

“Pemerintah bisa memberikan risiko penyakit ke depan, diabetes, stunting, penyakit endokrin pada anak perlu diedukasikan ke masyarakat, sebagai bagian dari pencegahan,” ucapnya.

Menurut Adib, penyakit ini bisa diakibatkan dua hal yaitu gaya hidup dan juga faktor genetik (bawaan). Hal ini pun, tidak dijelaskan lebih lanjut, tetapi diabetes bisa dicegah.

Cek Juga : Soal Dikhianati, Ketua Harian Gerindra: Pak Prabowo Ajarkan Kami Untuk Berbesar Hati

“Sekarang ada komite khusus yang dibuat pemerintah melibatkan organisasi profesi kami mendukung, kemudian menjadi kepakaran diabetes anak ini harus sounding pelatihan ke masyarakat, agar lebih aware,” jelas Adib.

Berdasarkan informasi, Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI, Dr Muhammad Faizi, SpA(K), menjelaskan bahwa dari data yang terlapor, Jakarta dan Surabaya menjadi salah satu Kota paling tinggi penderita diabetes.

“Totalnya 1.645 pasien jadi dari Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, Makassar dan Manado, ada 13 center yang melaporkan. Yang tinggi tentu Jakarta dan Surabaya, di center-center besar ya,” jelasnya.(oz)

Simak Juga : Prabowo Beri Kepercayaan Buruh Lepas Jadi Pengucap Pembukaan UUD 45 di HUT Gerindra

Related Articles

Bimata