BIMATA.ID, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak mempersalahkan soal makin membengkaknya jumlah utang Indonesia kepada China imbas Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Seperti diketahui, Indonesia dan China baru saja menyepakati besaran pembengkakan biaya proyek ini sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,2 triliun. Lebih rendah dari taksiran BPKP yang mencapai US$1,4 miliar.
Untuk menambal pembengkakan biaya itu, baik Indonesia maupun China menanggung beban masing-masing 60 dan 40 persen. Di mana Indonesia akan kebagian beban sekitar US$597 juta. Kini, pemerintah tengah berusaha mencari utangan kepada China Development Bank.
Baca juga : Pedagang Ikan dan Nelayan Sumut Harap Prabowo Jadi Presiden
Jokowi beralasan utang yang dihasilkan ini demi membangun infrastruktur transportasi yang memadai RI, sehingga berapapun utang yang dihasilkan kata Presiden tidak masalah.
“Kita ini harus pro pada transportasi masal, hati-hati jangan pro pada kendaraan pribadi meskipun ini ada IIMS,” kata Jokowi saat dijumpai disela-sela acara penyelenggaraan IIMS 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta yang dikutip Jumat (17/2/2023).
Sebelumnya baca juga : Didukung JoMan, Prabowo Makin Optimis Jadi Suksesor Jokowi
Orang nomer satu di Republik Indonesia ini menerangkan bahwa sejumlah proyek infrastruktur transportasi yang tengah dibangun pemerintah saat ini demi menciptakan sistem transportasi terintegrasi di kota-kota besar tanah air.
“Pro transportasi masal sehingga yang namanya MRT, LRT, kereta api, kereta api cepat, itu menjadi sebuah keharusan bagi kota-kota besar untuk agar moda transportasi ini terintegrasi di dalam kota, maupaun dari kota ke kota sehingga orang tidak cenderung kepada yang namanya mobil pribadi,” pungkasnya.