BIMATA,ID. Jakarta – Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Fraksi PPP, Illiza Sa’aduddin Djamal mengomentari, adanya ratusan pelajar Sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah Menengah Atas (SMA) di Ponorogo, Jawa Timur, yang hamil diluar nikah, merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan di Indonesia.
“Kejadian ini harus menjadi perhatian semua pihak khususnya kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud). Kasus ini menandakan bahwa kurikulum pendidikan nasional telah gagal dalam mencetak generasi unggul dan berkarakter sebab itu harus dievaluasi,” kata dia, dikutip dari situs resmi Partai PPP, Jumat (13/01/2023).
Ketua Bidang Isu Strategis DPP PPP ini mengatakan, perlu adanya penguatan pendidikan agama dan akhlak yang harus dimulai sejak SD,SMP dan SMA / SMK.
“Selain itu juga perlu keterlibatan semua pihak, mulai dari keluarga, guru, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya. Harapannya kasus anak SMP dan SMA hamil diluar nikah dapat dicegah dan kasus dispensasi pernikahan anak belum cukup umur dapat ditekan,” ucapnya.
Dia melanjutkan, Murid jangan ditekan dengan kecerdasan Intelektual saja, namun harus ditekankan tentang kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional.
“Ini penting sebagai pondasi dan benteng bagi diri mereka. Mereka harus paham siapa dirinya, dari mana asalnya dan mau kemana tujuan akhir dari hidupnya, sehingga mereka bisa menjadi manusia yang unggul berkarakter dan visioner,” jelasnya.
Dan persoalan tentang pernikahan dini, dia menekankan, perlunya pendidikan edukasi bagi anak yang menikah dibawah umur, karena dengan edukasi, kita dapat memberi pengetahuan, pengertian serta pemahaman tentang bahayanya pernikahan di usia remaja.
“Dalam edukasi ini tidak hanya menyampaikan terkait itu saja, namun resiko dan memilah – milah pergaulan juga perlu dibicarakan dalam hal ini agar tidak terjadi pergaulan bebas,” tungkasnya.(Pan)