BeritaNasionalOpiniPolitik

Pilpres 2024 Jadi Ajang Nostalgia Pertarungan Politik SBY-JK dan Megawati?

BIMATA.ID, Jakarta – Pengamat politik, Jajat Nurjaman menilai, pemilihan presiden (Pilpres) 2024 terindikasi menjadi ajang nostalgia pertarungan politik antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) dengan Megawati Soekarnoputri.

Menurut Jajat, pertarungan politik pada saat Pilpres 2004 bakal terulang kembali di Pilpres 2024 mendatang. Namun, kali ini mereka sebagai ‘King Maker’ bukan kandidat presiden dan wakil presiden.

“Situasi politik saat ini PDIP menjadi partai penguasa, sementara kubu SBY-JK berada di luar pemerintahan. Sebaliknya, pada periode 2004-2009 PDIP berada di luar pemerintahan, sedangkan SBY-JK menjabat sebagai presiden dan wakil presiden,” tuturnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/01/2023).

“Menariknya adalah kehadiran Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di tengah persaingan tersebut yang juga maju sebagai Capres (calon presiden). Secara kebetulan juga, Prabowo menjadi salah satu aktor politik yang terlibat persaingan di Pilpres 2009. Sehingga, semakin menambah pertarungan antara elite politik lawas ini,” lanjut Jajat.

Jajat mengemukakan, siapapun kandidat presiden dan wakil presiden yang akan diusung pada Pilpres 2024 nanti tidak akan terlepas dari persaingan para elite partai politik (parpol) yang pernah menjadi bagian dari kekuasaan.

“Ada hal yang menarik. Apakah Ibu Megawati akan kembali menggandeng Pak Prabowo sebagai rekan koalisinya? Melihat posisi politik saat ini tentu saja berbeda dengan Pilpres 2009 lalu,” ucap Direktur Eksekutif Nurjaman Center Indonesia Demokrasi (NCID) ini.

“Pemilu dan Pilpres 2024 bisa dikatakan merupakan ajang pertarungan politik penting. Apakah SBY-JK akan kembali mengulang masa kejayaannya atau sebaliknya? Yang jelas, posisi pembeda adalah kehadiran poros Pak Prabowo yang juga patut diperhitungkan,” tutupnya.

[MBN]

Tags

Related Articles

Bimata
Close