BeritaEkonomiNasionalUmum

Pemerintah Minta Perlu Segera Bangun Pabrik Gula

BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan baru saja mengeluarkan kuota gula impor 2023 pada hari Jumat (23/12/2022) lalu.

Gula impor tersebut mencakup gula kristal putih (GKP) atau sering disebut Gula Pasir sebesar 991 ribu ton dan gula rafinasi atau gula industri sebanyak 3,6 juta ton. Saat ini telah menjadi neraca komiditas tahun 2023.

Anggota Lembaga Pengembangan Pertanian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPPNU) Imam Iswadi sangat khawatir dengan impor tebu, yang selalu mengalami kenaikan tahun demi tahun. Padahal zaman kolonial Belanda pernah menjadi eksportir gula terbesar mengungguli Thailand, Brazil dan India, tapi saat ini sudah terbalik, justru jadi importir terbesar.

“Pada masa Kolonial belanda, dekade tahun 1930-an, kita pernah menjadi eksportir gula terbesar kedua di seluruh dunia, produksi gula kita saat itu hingga 3 juta ton pertahun. Kenapa justru setelah 78 tahun merdeka malah berbalik menjadi impotir gula terbesar?” kata Imam Iswadi, menanggapi kenaikan kuota impor gula, dalam rilis yang diterima NU Online pada Selasa (10/1/2023).

Menurut Imam Iswadi, pembangunan pabrik-pabrik gula baru mutlak harus dikejar hingga 2024 mendatang dan harus dirawat dengan baik. Sebab, jika dulu kita rawat pabrik gula peninggalan kolonial Hindia Belanda, ia yakin impor gula tidak akan sebesar saat ini.

“Rencana kementerian pertanian membangun 15 pabrik gula baru hingga 2024 mutlak jangan sampai ditunda, saat ini sudah sangat kritis,” ujar imam.

Menurut data dari Kementrian Perindustrian, kebutuhan gula secara nasional mencapai 6,48 juta ton per tahun, yang terdiri atas 3,21 juta ton gula kristal putih dan 3, 27 untuk gula rafinasi, sedangkan produksi gula nasional hanya sekitar 2,3 juta ton per tahun sebgaian besar hanya untuk keperluan gula konsumsi dengan kondisi selisih kebutuhan sebesar itu mau tidak mau kita ahirnya impor.

Penambahan pabrik gula tentu juga akan meningkatkan kesejahteraan para petani, karena yang tadinya lahan kurang produktif, bisa dimanfaatkan menjadi pertanian tebu, karena tebu bisa hidup di lahan yang kering hingga lahan yang miskin akan hara.

Sementara itu, Ketua PBNU H Arif Rahmansyah Marbun mengatakan akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk menanyakan tentang rencana Kementerian Pertanian dengan investor dalam membangun 12-15 pabrik gula baru di Indonesia.

“Saya akan berkoordinasi dengan Kementrian Pertanian sejauh mana progres rencana pembangunan 12-15 pabrik gula baru di jawa dan di luar jawa, sungguh sangat disayangkan kalau kita di Negara yang subur dengan kebutuhan gula yang sebegitu besar masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan gula” ujarnya.

 

(ZBP)

Tags

Related Articles

Bimata
Close