Mendagri Tito Karnavian Sebut Peran Kepala Daerah Dalam Kendalikan Inflasi
BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan peran kepemimpinan kepala daerah dalam mengatur program dan anggaran penting dalam pengendalian inflasi.Hal tersebut dikatakan saat rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah.
“Kemampuan ‘leadership’ kepala daerah untuk mengatur program dan anggaran hal penting, kalau jaraknya terlalu jauh antara pendapatan dengan belanja artinya kurang mampu untuk me-manage dengan baik. Ini untuk bisa menjadi catatan kita,” katanya, Senin (09/01/2023).
Mantan Kapolri itu juga memaparkan realisasi pendapatan daerah sampai akhir 2022 yang mencapai 96,06 persen dan mengapresiasi sepuluh daerah dengan realisasi pendapatan tinggi di atas 100 persen.
Di tingkat provinsi, kata dia, ada Provinsi Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Papua Barat, Kalimantan Utara, Bengkulu, dan Bali.
“Kemudian kalau untuk yang kabupaten, ini saya anggap ini pemimpin luar biasa karena targetnya ada yang 137 persen dari target awal tahun, seperti Bojonegoro, Sumbawa Barat, Kutai Kartanegara, Tanah Laut, Muara Enim, Landak, Paser, Mimika, sampai dengan Tanah Bumbu,” ucapnya.
Pihaknya menyatakan, realisasi belanja rata-rata pemerintah daerah mencapai 86,38 persen. Realisasi belanja tertinggi tingkat provinsi dicapai Kepulauan Riau dengan persentase 96,68 persen dan Jawa Barat 96,44 persen.
Keduanya di atas rata-rata realisasi belanja tingkat nasional dengan rata-rata sebesar 90,66 persen. Namun, kata Mendagri, ada pula provinsi dengan tingkat realisasi belanja yang rendah.
“Papua itu hanya 56 persen uang yang dibelanjakan. Nanti tolong Pak Sekda tolong dijadikan atensi. Ini uang banyak tersimpan, pendapatan 86 persen dibelanjakan 56 persen berarti 30 persen ada di bank,” jelasnya.
Kemudian, Mendagri mengingatkan Maluku Utara yang realisasi belanja hanya 79 persen. Belanja daerah tersebut tentunya perlu ditingkatkan.
“Kaltim ini kaya banget, 131 persen pendapatannya dari target 100, tapi baru belanja 81 persen,” pungkasnya.