BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah menuturkan, Indonesia perlu memiliki sosok pemimpin yang filsuf (ahli pikir) seperti zaman Yunani kuno.
Fahri meyakini, jika suatu negara memiliki sosok pemimpin yang filsuf, maka sebuah bangsa akan menjadi maju.
“Teknologi sekarang sudah mengancam demokrasi, karena begitu mudahnya membuat orang populer. Sehingga, orang populer itu identik dengan pemimpin. Padahal, banyak racunnya juga. Mereka hanya populer, tetapi nggak bisa memimpin,” tuturnya, saat menjadi keynote speaker dalam acara Gelora Talks Edisi Spesial ke-77 dengan tema ‘Kreasi Seni dan Budaya dalam Membangun Peradaban Bangsa’, Sabtu (07/01/2023).
Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) ini menyatakan, saat ini demokrasi di Indonesia sedang dilema. Hal itu karena adanya orang-orang tidak bermutu yang memiliki popularitas tinggi.
“Ini ancaman serius, ini tantangan kita. Kita dipaksa menerima fakta bahwa, orang-orang tidak bermutu lebih populer daripada orang bermutu,” ucap Fahri.
Oleh karenanya, Fahri menilai, untuk memenangi pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia diperlukan strategi khusus, agar orang-orang yang tidak populer memiliki pemikiran dan gagasan besar untuk bisa menjadi pemimpin.
[FAR]