BIMATA.ID, Kepulauan Babel – Mantan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, mendorong optimalisasi pengembangan akuakultur atau budidaya perikanan guna mendukung agenda ketahanan pangan yang digaungkan Pemerintah Republik Indonesia (RI) di tengah situasi pangan global yang penuh ketidakpastian.
“Akuakultur salah satu potensi besar, di perikanan ini peluangnya sangat besar, tapi belum optimal pemanfaatannya. Padahal kita memiliki wilayah, keanekaragaman hayati, dan SDM yang memadai,” tuturnya di sela-sela blusukan ke warga Selat Nasik, Belitung, Kepulauan Babel, Kamis (05/01/2023).
Erzaldi mengaku, memegang pesan Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto.
Menteri yang diberikan tugas tambahan oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin proyek lumbung pangan nasional itu mengingatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia sebagai negara maritim.
“Pesannya satu, negara kita ini negeri maritim. Potensi maritimnya besar, jadi mesti cermat mengelolanya,” pungkas politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini.
Realitas tersebut, lanjut Erzaldi, juga didukung dengan masih minimnya konsumsi ikan oleh masyarakat Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya.
Di titik itulah diperlukan peran sinergis pihak-pihak yang berkompeten. Mulai dari pebisnis, akademisi, pemerintah, masyarakat, dan media agar good aquaculture practices (praktik budidaya yang baik dan benar) bisa terlaksana.
Paralel dengan tersebut, akan terjadi peningkatan konsumsi protein dari perikanan secara signifikan oleh masyarakat Indonesia.
“Kerangka berpikir pentahelix actor untuk mengoptimalkan potensi akuakultur di Tanah Air bersama pebisnis, akademisi, pemerintah, masyarakat, dan media, menjadi relevan untuk disistemkan, agar tujuan besar kita yakni ketahanan pangan dapat terwujud di tengah kemajuan teknologi yang pesat,” ucap Erzaldi.
Untuk ilustrasi, berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, hasil ekspor untuk produk perikanan Indonesia sebesar USD 4,56 miliar pada tahun 2021. Capaian itu, 40 persen di antaranya disumbang dari komoditas udang.
Sejalan dengan data KKP RI, Indonesia diprediksi dapat menjadi negara akuakultur terbesar dunia yang saat ini masih dikuasai oleh Tiongkok, sebagaimana terkonfirmasi dalam temuan World Bank 2020.
[MBN]