BIMATA.ID, Jakarta- Grup Mineral Industry Indonesia (MIND ID) mulai mengembangkan minyak atsiri yang didapat dari penyulingan tanaman sapu – sapu yang banyak tumbuh di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Komisaris utama MIND ID Doni Monardo mengatakan, minyak atsiri mempunyai potensi besar dan telah menjadi rebutan di pasar eropa.
“Minyak Atsiri ini sebotolnya mencapai Rp 300 ribu. Satu drumnya bisa Rp 1,8 miliar. Nilai ini mengalahkan timah, nikel dan mineral lain. Ekspornya ke Eropa semua,” kata Doni kepada wartawan usai penyerahan bantuan program kolaborasi CSR Grup MIND ID di Gedung Mahligai Bangka Belitung, dikutip dari tempo, Jumat (27/01/2023).
Baca juga : Pantun Prabowo Subianto di Hadapan Warga Medan
Doni mengharapkan MIND ID sebagai pelopor penggerak untuk membantu pemerintah dalam mensejahterakan rakyat. Dia juga meminta, dalam pengerukan tambang, jangan sampai tidak memberikan manfaat kepada masyarakat.
“Kita yang bekerja di bidang tambang harus membangun kolaborasi. Mohon para direksi, di dalam manajemen itu jangan semuanya orang metalurgi. Akhirnya tidak mengerti melakukan reklamasi. Reklamasi jangan asal hijau saja. Harus punya nilai ekonomi disamping punya kepentingan ekonomi,” ujarnya.
Selengkapnya : Disambut Meriah, Prabowo Subianto Beri Pantun untuk Masyarakat Medan
Ketua Dewan Atsiri Indonesia Irdika Mastur mengharapkan ekspor atsiri Indonesia mencapai tiga besar atsiri di dunia.
“Kami apresiasi MIND ID mau mengangkat Atsiri menjadi salah satu topik untuk pemberdayaan masyarakat khususnya lahan bekas tambang. Pohon sapu sapu yang ada di Bangka Belitung adalah pohon Atsiri. Tumbuhnya di pasir sehingga cocok sekali untuk reklamasinya PT Timah,” ucapnya.
Sebelumnya baca juga : Prabowo Makan Malam Bareng Walikota Medan, Dzikir dan Bagi-Bagi Motor ke Kodam I Bukit Barisan
Menurut Irdika, pihaknya meyakini pengembangan minyak atsiri bisa diteruskan, karena termasuk bisnis yang stabil bagi daerah Bangka Belitung.
“Khusus pohon sapu sapu ini belum dikembangkan secara besar di Bangka Belitung. Justru melalui ini, kita harapkan meningkat karena perusahaan tambang masih beroperasi. Nilai ekonomi pasca tambang harus diambil sekarang. Kalau perusahaan masih beroperasi maka ada dana reklamasi, dana pasca tambang dan dana CSR disana yang bisa dimanfaatkan,” sebutnya.
Sebelumnya : Prabowo Subianto Ingatkan Persatuan ke Masyarakat Medan
Penjabat Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaludin menyebutkan, saat ini ada 64 ribu hektar lahan kritis yang bisa dimanfaatkan sebagai penanaman pohon sapu – sapu secara besar., dia juga berharap, dalam penanaman tersebut, dapat membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat.
“Kami akan membentuk unit pengelola supaya jangan sampai setelah alat yang diserahkan dengan biaya yang tidak sedikit ini tidak termanfaatkan dengan baik. Kita libatkan masyarakat agar cita cita besar untuk transformasi kegiatan ekonomi masyarakat bisa terlaksana,” pungkasnya.
PAN/FID