BIMATA.ID, Jakarta- Perum Bulog bakal mengguyur pasokan berasnya ke pasar-pasar untuk meredam harga yang tengah tinggi. Salah satunya dengan melakukan operasi pasar.
Setidaknya pasokan beras 100 ribu ton akan digelontorkan Perum Bulog.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas meminta masyarakat tidak perlu khawatir, karena Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada kenaikan harga.
Baca juga : Presiden Jokowi Dianggap Endorse Prabowo, Waketum Gerindra: Itu Faktor Penting
“Kondisi sekarang ini belum musim panen raya jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga, itu sebabnya operasi pasar berlangsung intensif,” ujarnya di Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga beras premium maupun medium terus naik.
Selengkapnya : Jubir Gerindra: Pak Prabowo Jadi Pilihan Karena Komitmen dan Kinerjanya Dirasakan Oleh Masyarakat
Per hari ini harga beras medium sebesar Rp 11.400/kg atau naik dibandingkan harga pada 30 Desember sebesar Rp 11.200/kg. Sedangkan, harga beras premium juga mengalami kenaikan pada periode yang sama dari Rp 13.100/kg menjadi Rp 13.200/kg.
Di sisi lain, Menurut Buwas, kebijakan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui Perum Bulog semata-mata untuk menahan laju kenaikan harga beras. Dengan adanya impor beras dan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) terpenuhi, maka harga beras di pasaran dipastikan akan terkendali.
Artikel selanjutnya : Mayoritas Pendukung Prabowo di 2019 Konsisten Dukung Prabowo, Budi Djiwandono: Mencontoh Sikap Pak Prabowo!
Kedatangan beras impor menjadikan stok cadangan beras pemerintah di BULOG kini menjadi 683 ribu ton. Tambahan beras impor semata-mata memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023.
“Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan panen raya,” imbuh Buwas.