BIMATA.ID, Jakarta- Politikus senior Panda Nababan membahas hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan dua ketua umum partai politik di Indonesia. Mereka adalah Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, dan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh.
Sebelumnya, rivalitas sengit dalam pemilihan presiden (pilpres) di 2014 dan 2019, Jokowi dan Prabowo tentu sempat saling sindir di kampanye masing-masih beberapa tahun silam. Namun, hubungan lawan itu kini menjadi akur di mana Prabowo merapat bahkan masuk kabinet Jokowi usai kalah di Pilpres 2019.
“Apapun pujian Prabowo terhadap presiden, dulu kan pernah jelek-jelekin, iya dong?” kata Panda Nababan, dikutip Senin (09/01/2023).
“Maksud aku ada catatan yang kini malah jadi positif, dia tunjukkan sekarang dedikasi loyalitas seperti ini, ini kan bayarannya mahal, nilai kesetiaan Prabowo mahal,” sambungnya.
Kesetiaan Prabowo tersebut yang menurut Panda membuat Menteri Pertahanan itu sampai di-endorse Jokowi terkait dengan pencapresan 2024 mendatang.
Lain dengan Prabowo, hubungan Jokowi dan Surya Paloh yang sebelumnya mesra malah disebut merenggang belakangan ini. Hal ini menurut Panda terkait dengan langkah dan komunikasi politik Ketua Umum Partai NasDem tersebut.
“Ya enggak usah lagi itu sangat transparan, dia [Surya Paloh] selama ini satu kubu tiba-tiba dia sekarang di luar itu kan transparan sekali, dan kemudian hampir semua ketua partai akan mengajak presiden berkonsultasi [soal langkah politik], dia ada enggak berkonsultasi ke presiden?” ujar Panda Nababan.
Selain itu, reaksi Surya Paloh yang selalu berapi-rapi menyebut bahwa pihaknya bakal setia ke presiden malah menyulut emosi Jokowi.
“Reaksi dari Surya bisa provoke Jokowi, mialnya bilang kami loyal terkecuali ditinggalkan, bahasa kayak gini bukan bahasa komunikasi solo ini,” ungkap Panda.
“Kan lihat sendiri dia bilang terkecuali kita ditinggalkan, itu kan ngapain diumbar kita tetap setia segala macam, tapi di sisi lain dia pernah ancam jangan tarik jaksa agung,” lanjutnya.
Menurutnya, panasnya hubungan antara Surya Paloh dan Jokowi adalah soal komitmen dan komunikasi politik.
(ZBP)