BIMATA.ID, Jakarta- Pemerintah diperkirakan tidak akan mengeluarkan kebijakan penyesuaian berbagai macam tarif pada tahun depan, utamanya tarkait harga bahan bakar minyak (BBM).
Ekonom senior Indef Muhammad Nawir Messi menilai, pemerintah terlalu gegabah jika menaikkan harga BBM tahun depan. Hal ini mengingat tahun depan adalah tahun politik, menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Harga BBM sudah naik dan kalau pun ada gejolak yang lebih tajam di lingkungan global, pemerintah tidak akan melakukan penyesuaian lebih jauh lagi ke harga BBM. Ingat, tahun depan tahun politik, ‘bunuh diri’ penguasa kalau naikkan lagi harga menjelang pemilu,” tutur Nawir, Rabu (14/12/2022).
Menurutnya, pejabat negara yang berniat maju dalam pemilu pasti akan menghindari kebijakan-kebijakan yang sensitif bagi masyarakat. Hal ini, lumrah untuk mengambil simpati masyarakat.
Namun, Nawir tidak menampik bahwa kenaikan harga BBM masih dibutuhkan jika menggunakan perhitungan secara rasional. Meski peluang pemerintah mengambil kebijakan tersebut sangat kecil.
Dengan tidak adanya penyesuaian harga BBM tahun depan, harga pangan diperkirakan akan relatif terkendali. Ini juga sejalan dengan arahan pemerintah daerah untuk memberikan subsidi transportasi umum hingga distribusi pangan.
Dalam kesempatan yang sama, Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Rahadian Zulfadin juga mengatakan, kecil kemungkinan pemerintah akan menaikan berbagai macam tarif pada tahun depan.
“Kalau ada kenaikan tarif lain ini tidak semudah itu karena tahun depan ini tahun politik,” jelasnya.
Ini lantaran pemerintah juga tengah berupaya untuk mengendalikan inflasi. Kalaupun ada kenaikan harga, dampaknya terhadap inflasi dinilai tidak akan besar. Dia berkaca pada kenaikan harga BBM awal September lalu. Dampak inflasi yang terasa ternyata jauh lebih rendah di luar perkiraan pemerintah.
(ZBP)