BeritaBisnisEkbisEkonomiNasionalTravelUmum

Garuda Indonesia Undang Investor Strategis, Porsi Pemerintah Berkurang

BIMATA.ID, Jakarta- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berencana mengundang investor strategis untuk membicarakan mengenai struktur saham perseroan. Porsi kepemilikan pemerintah berpotensi terdilusi hingga 51%.

Berdasarkan data RTI, saat ini pemerintah menguasai sebanyak 15,6 miliar saham Garuda atau 60,54% dari total 25,8 miliar saham yang diterbitkan. Kemudian, PT Trans memegang sebanyak 7,3 miliar saham atau setara 28,27%, dan saham publik sebanyak 11,19%. Dari struktur kepemilikan tersebut, investor strategis dikabarkan meminta porsi kepemilikan pemerintah di Garuda Indonesia dikurangi menjadi 51%.

Dalam hal ini, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan bahwa Garuda akan mengundang investor strategis setelah melangsungkan aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

“Nanti setelah proses rights issue yang pertama kemudian memandang perkembangan ke depan, kita buka possibility untuk mengundang investor strategis ke Garuda. Tentu saja, dengan implikasi saham pemerintah akan dilepas,” ucap Irfam, Senin (05/12/2022).

Meski begitu, Irfan menegaskan bahwa perihal tersebut berada di luar kewenangannya sehingga akan didiskusikan dan diputuskan bersama pemegang saham mayoritas.

“Tapi yang jelas, diskusi dengan beberapa investor strategis sudah pernah dilakukan pada tataran high level. Namun, belum ada diskusi lebih dalam soal lain-lainnya,”ujar Irfan.

Seperti diketahui, pada Desember ini Garuda bakal melangsungkan penambahan modal baik melalui rights issue, private placement, maupun penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK). Aksi penggalan dana tersebut seiring dengan adanya Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun.

Dalam rights issue tersebut, Garuda siap melepas 68 miliar saham atau setara 268,97% dengan nilai nominal di kisaran Rp 182-210 per per saham. Nilai itu ekuivalen dengan harga pelaksanaan yang dianggap wajar sebesar Rp 196 per saham. Dengan harga pelaksanaan di rentang Rp 182 sampai Rp 210, maskapai penerbangan nasional tersebut berpotensi meraup dana segar sekitar Rp 14 triliun.

Sementara mengenai private placement, Garuda akan menerbitkan sebanyak 22 miliar saham yang ditujukan untuk konversi utang kreditur senilai Rp 4,2 triliun. Manajemen perseroan meyakini, private placement akan mampu memperbaiki struktur permodalan perusahaan.

Adapun soal OWK, GIAA juga siap merilis sebanyak Rp 8,5 miliar melalui skema private placement dengan tenor maksimum selama 7 tahun yang seluruhnya bakal ditebus pemerintah.

Berdasarkan perjanjian penerbitan OWK, Garuda telah menerbitkan OWK sebesar Rp 1 triliun dengan tenor selama tiga tahun. Sesuai rencana perdamaian, OWK bakal dikonversi menjadi saham perseroan berdasarkan harga pelaksanaan.

 

(ZBP)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close