BIMATA.ID, Jakarta- Pemerintah China mengakui bahwa kenaikan anggaran pertahanan Jepang yang diumumkan belum lama ini telah menimbulkan kekhawatiran.
Dalam sebuah konferensi pers, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengomentari laporan tentang disetujuinya rekor anggaran pertahanan terbesar Jepang sebesar 6,8 triliun yen (Rp 796 triliun) untuk tahun 2023.
Menurut Wang, Jepang tampak sedang memanfaatkan adanya tensi di kawasan demi mengupayakan terobosan militer yang berbahaya.
Keputusan itu juga disebut menimbulkan keraguan di kalangan negara-negara tetangga di Asia dan masyarakat internasional terkait apakah Jepang dapat mematuhi kebijakan yang berorientasi pada pertahanan secara eksklusif dan jalur pembangunan damai.
“Pihak Jepang harus merenungkan sejarah agresinya secara serius, serta berbicara dan bertindak dengan bijaksana dalam bidang militer dan keamanan, agar tidak kehilangan kepercayaan lebih lanjut dari negara-negara tetangganya di Asia dan masyarakat internasional,” ujar Wang, dikutip dari Antara pada Rabu (28/12).
Sebelumnya, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kenji Kanasugi, mengatakan negaranya terbuka untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam penyediaan peralatan militer. Ia menyebut kerja sama pertahanan akan selalu disambut baik oleh Jepang, termasuk usai negara Asia Timur itu mengumumkan kenaikan anggaran pertahanannya.
Secara spesifik, ia juga mengharapkan kesepakatan dalam pengadaan peralatan militer dengan Indonesia dapat direalisasikan.
“Tetapi itu semua tergantung Indonesia. Kami tertarik menjalin kerja sama yang … sesuai dengan kepentingan Indonesia dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan Indonesia,” ujarnya pada 16 Desember.