BIMATA.ID, Jakarta – Bank Dunia mengatakan Negara Indonesia mempunyai peningkatan masalah harga beras tertinggi khususnya di Asia Tenggara, yang sudah diketahui dalam kurun waktu selama satu dekade.
Menurut data dari Bank Dunia, yang menjadi faktor kenaikan harga beras di Indonesia adalah distribusi yang begitu panjang dan diketahui menggunakan anggaran penyaluran yang begitu tinggi.
Prospek tersebut disetujui oleh Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira. Bhima menganggap yang menjadi persoalan distribusi memang menjadi problem negara yang menurut dia belum tuntas untuk mengatasi ini.
“Panjangnya distribusi beras dari petani sampai ke konsumen adalah hal mudah tetapi, belum bisa dituntaskan sampai hari ini, ditambah maraknya kenaikan harga bahan bakar solar untuk pengiriman bisa mengakibatkan kenaikan harga beras di tingkat masyarakat,”ucap Bhima dalam keterangannya yang dirilis Warta Ekonomi, Rabu, 21 Desember 2022.
Dan ia juga menjelaskan, problem distribusi harus bisa diatasi melalui campur tangan Pemerintah Daerah (PEMDA) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar bisa mengatasi kendala ini dengan memperbarui Infrastruktur penunjang pertanian.
Bhima mempercayai kuasa pengendalian impor beras yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Bulog menjadi pilihan akurat untuk keadaan dalam negeri.
“Pengawasan dalam satu pintu lebih mudah,” pungkasnya.
FIKRI