BIMATA.ID, Jakarta- Astra Infra yang saat ini mengoperasikan delapan konsesi jalan tol sejauh 396 kilometer belum bisa memastikan adanya penyesuaian tarif tol pada 2023.
Dalam hal ini Group COO Astra Infra Kris Ade Sudiyono mengatakan, kewenangan penyesuaian tarif tol ada di tangan pemerintah, sehingga posisi Astra Infra saat ini masih menunggu arahan. Penyesuaian tarif tol sendiri sebelumnya telah dilakukan pemerintah pada 2021.
“Penyesuaian tarif tol untuk disesuaikan dengan inflasi, itu menjadi kewenangannya pemerintah, bukan ada di kewenangannya operator jalan tol atau Badan Usaha Jalan Tol,” kata Kris Ade Sudiyono dalam acara hybrid media gathering yang disiarkan langsung dari kantor MO Subang Tol Cipali, Selasa (13/12/2022).
Namun secara aturan, Kris menyampaikan berdasarkan undang-undang, ketentuannya setiap 2 tahun sekali akan ada penyesuaian tarif jalan tol.
“Ini bukan kenaikan, tetapi menyesuaikan dengan inflasi, dan inflasinya pun disesuaikan dengan inflasi regional, lokal, di mana jalur-jalur tol itu berada. Jadi memang kami tidak punya jawaban soal penyesuaian tarif ini karena tergantung pemerintah. Kami masih menunggu apakah Menteri PUPR akan mengeluarkan kebijakan terkait penyesuaian tarif ini, apakah di akhir tahun ataukah di tahun depan,”jelas Kris.
Seiring dengan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat, kinerja Astra Infra juga semakin baik. Group CEO Astra infra Firman Yosafat Siregar menyampaikan, Astra Infra telah berhasil menjalani tahun 2022 dengan rasa optimistis dan semangat mempercepat pertumbuhan melalui optimalisasi, inovasi dan strategi penciptaan nilai pada aset yang dimiliki perusahaan.
Sedangkan untuk traffic jalan tol Astra Infra selama tahun 2022 diprediksi meningkat sekitar 29% dibandingkan tahun 2021.
“Bercermin pada kinerja bisnis jalan tol Astra Infra di tahun 2022, kami optimistis untuk terus memperkuat bisnis dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” pungkas Yosafat.
(ZBP)