BIMATA.ID DEN HAAG Mengakhiri kunjungan di Belanda, Tim Polda Banten mengunjungi Dubes Indonesia di Belanda pada Selasa (20/12) sekitar pukul 16.45 WS di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag, Belanda.
Dalam kunjungan ini tim diterima Dubes Indonesia di Belanda, Yang Mulia (YM) Mayerfas bersama Koordinator Fungsi (Korfung) Politik Febrizki Bagja Mukti. Sebelum sambut tim, Dubes mengaku sudah membaca referensi singkat tentang golok Banten di internet.
Kabidhumas Polda Banten Kombes Pol Shinto Silitonga perkenalkan diri dan tim sebelum diskusi selama sekitar 1 jam. “Terimakasih atas waktunya Yang Mulia, menerima Tim Polda Banten untuk diskusi bersama,” kata Shinto Silitonga.
Dubes menjelaskan bahwa pendekatan budaya menjadi agenda kegiatan tahunan yang dilakukan oleh KBRI di Den Haag. “Khusus event pencak silat, federasi yang ada di Belanda juga selalu mengundang Kedubes untuk hadir, beberapa event juga gunakan alat termasuk golok,” kata Mayerfas.
Tim diwakili Dirtahti Polda Banten AKBP Dr. Agus Rasyid memberikan titipan Kapolda Banten Irjen Pol. Prof. Dr. Rudy Heriyanto kepada Dubes berupa 1 bilah golok pusaka yang sudah dipersiapkan sebelumnya dari Banten. “Menyampaikan pesan Kapolda Banten, berkenan Yang Mulia dapat menerima titipan pusaka Golok Banten untuk menjadi tambahan benda seni di KBRI Den Haag,” kata Agus.
Dubes Indonsia untuk Belanda menyampaikan apresiasinya kepada Kapolda Banten sekaligus meminta tim untuk memberikan narasi singkat secara tertulis tentang Golok Banten yang diterima. “Kami akan senang sekali mensosialisasikan nilai budaya Golok Banten melalui narasi singkat dari tim,” kata Mayerfas.
Selanjutnya tim juga menyerahkan Buku The Golok karya Kapolda Banten kepada Dubes. “Histori lengkap tentang Golok Banten telah dirangkum dengan cermat oleh Kapolda Banten bersama tim di dalam buku ini, bisa jadi referensi untuk bahan sosialisasi kepada masyarakat di Belanda,” kata Agus.
Pada kesempatan akhir, Dubes menyampaikan ide untuk Kapolda Banten juga Polri. “Perlu diinisasi diskusi virtual dengan perwakilan Dubes di berbagai negara, narasumber dari Polda Banten untuk sharing informasi penting tentang Golok Banten, sehingga lebih banyak yang paham dan dampaknya sosialisasi akan semakin meluas,” tutup Mayerfas.
Ide ini tentu saja akan ditindaklanjuti dengan membangun komunikasi ke Mabes Polri dan Kemenlu melalui Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter). “Kami akan tindaklanjuti saran dari Yang Mulia dan terimakasih atas support Kedutaan Besar dalam sosialisasi values Golok Banten di Belanda,” kata Shinto.
Hari ini adalah hari terakhir tim berada di Belanda, selain untuk menghadiri seminar juga untuk mengidentifikasi values Golok Banten yang ada di masyarakat Belanda juga mendalami upaya pelestariannya.
Untuk misi tersebut, tim telah berkunjung ke beberapa museum, perguruan pencak silat dan ke kediaman tokoh pelestari pencak silat yang ada di Belanda.
“Rangkuman kegiatan yang menjadi misi tim akan dibuat secara komprehensif sebagai support total niat Kapolda Banten Irjen Pol. Prof. Dr. Rudy Heriyanto mendaftarkan Golok Banten sebagai warisan budaya dunia di Unesco,” tutup Shinto.
(W2)