BIMATA.ID, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan secara langsung penandatanganan kontrak pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam pembukaan Indo Defence Expo & Forum 2022, Rabu (02/11/2022).
Di antara penandatanganan kontrak tersebut, ada pengadaan enam ribu unit motor listrik untuk tiga matra TNI. Selanjutnya ribuan motor listrik itu bakal diproduksi oleh BUMN Pertahanan di bawah naungan DEFEND ID.
Jokowi menyampaikan bahwa target DEFEND ID masuk ke jajaran 50 besar dunia untuk kategori perusahaan bidang pertahanan terus dikejar.
“Tentu saja dengan produk-produk yang kita miliki sekarang harus dikembangkan sebaik mungkin,” kata dia.
presiden berpesan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto agar memaksimalkan kerja sama dengan berbagai perusahaan dari luar negeri. Menurut Jokowi, saat ini perkembangan industri pertahanan lokal sudah baik. Ruang yang diberikan kepada perusahaan pelat merah maupun swasta sama-sama terbuka lebar.
“Saya kira itu sebuah perkembangan yang sangat baik dan yang paling penting kita bisa mengadopsi sebanyak mungkin teknologi-teknologi baru di bidang pertahanan militer,” bebernya.
Prabowo menyampaikan bahwa presiden memang terus mendorong kerja sama dengan negara lain. Sebab, pada kenyataannya teknologi pertahanan terus berkembang. Bahkan, dia menyebutkan, perkembangannya sangat pesat.
“Dan kita harus segera ikuti dan kita berjuang keras mudah-mudahan kita capai,” imbuh mantan panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) tersebut.
Berkenaan dengan pengadaan enam ribu motor listrik, Prabowo memang tidak menjelaskan secara terperinci. Dia hanya memastikan bahwa semua matra mendapat bagian.
“Untuk tiga angkatan untuk semua. Keperluan kita,” kata dia singkat.
Motor listrik yang akan dibeli untuk TNI itu rencananya bakal diberi nama oleh presiden pekan depan. Kemarin, beberapa prajurit TNI sempat unjuk kemampuan menggunakan motor listrik tersebut.
Prabowo menambahkan, dalam event Indo Defence 2022 juga ditandatangani sejumlah kerja sama lain. Termasuk diantaranya pengadaan pesawat udara untuk TNI AL. Dia juga menyinggung soal pembelian alutsista yang teknologinya belum dikuasai oleh Indonesia.
(ZBP)