BIMATA.ID, Jakarta- Seorang ibu muda membawa bayi dan anak usia balita bernama Inne (28), berdiri mengantre untuk masuk ke bus Transjakarta koridor 13C jurusan Puri Beta-Dukuh Atas. Ketika bus berhenti di jalurnya dan siap menerima penumpang, Inne beserta balitanya masuk menuju bus Transjakarta bersama-sama dengan penumpang lain.
Di dalam bus, Inne langsung disambut petugas yang meminta kursi prioritas untuk diberikan kepada Inne yang sedang menggendong bayi dan menggandeng balitanya.
“Setiap hari, saya memang harus mengantar anak ke sekolah, sehingga setiap pagi harus berdesak-desakan dengan pekerja kantoran. Tapi untungnya, di Transjakarta ada pelayanan untuk prioritas, sehingga saya dan anak saya selalu dapat tempat duduk,” ujarnya kepada Suara.com, Selasa (1/11/2022).
Inne menceritakan bahwa anaknya sekolah di bilangan Mayestik, Jakarta Selatan, sementara rumahnya terletak di Petukangan, Jaksel. Setiap kali ia naik Transjakarta di waktu pagi, kondisi bus sudah penuh sesak pekerja kantoran. Kalaupun tidak ada petugas di dalam bus, Inne selalu mendapat perhatian dari penumpang lain.
“Mungkin karena saya repot bawa dua anak, penumpang lain pasti memberi saya tempat duduk,” katanya sambil tertawa.
Tak hanya Inne yang merasakan pelayanan di transportasi umum di Jakarta ramah perempuan dan anak, ada juga Denisa (31) yang turut merasakannya. Perempuan yang tengah hamil ini, setiap kali berangkat kerja menggunakan transportasi umum di Jakarta, merasakan kenyamanan moda transportasi umum kekinian di DKI Jakarta.
“Untungnya, sekarang ada Transjakarta yang khusus Wanita. Saya lebih memilih untuk menunggu bus Transjakarta khusus Wanita karena merasa lebih aman dan nyaman,” kata Denisa, yang kini tengah hamil 6 bulan.
Menurut pantauan Suara.com, di koridor 13 rute CBD-Ciledug sampai Tendean ini, tersedia bus Transjakarta berwarna merah muda yang memang khusus bagi penumpang perempuan. Menurut Denisa, bus khusus wanita lebih nyaman, karena di dalam tidak terlalu berdesakan. Selain itu, penumpang wanita akan memberikan prioritas kepadanya karena merupakan ibu hamil.
“Kalau di Transjakarta khusus wanita, udaranya tidak terlalu pengap karena tidak berdesakan. Saya juga merasa nyaman karena semuanya wanita,” ujarnya.
Denisa biasa naik Transjakarta koridor 13 untuk turun di Halte Transjakarta CSW, kemudian melanjutkan perjalanan ke kantornya di bilangan Sudirman, dengan moda transportasi MRT.
Cegah Tindak Kekerasan pada Perempuan dan Anak
Terkait transportasi umum yang ramah perempuan dan anak ini, Pemprov DKI Jakarta mendirikan Pos Sahabat Anak dan Perempuan (SAPA), yang dihadirkan di halte-halte TransJakarta, MRT, dan LRT.
Keberadaan pos SAPA ini untuk menindaklanjuti Keputusan Gubernur Nomor 1107 Tahun 2019 tentang perubahan atas keputusan Gubernur Nomor 1043 Tahun 2018 tentang Daftar Kegiatan Starategis Daerah Pada Poin 13 tentang Perlindungan dan Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak.
Menurut Denisa, keberadaan pos SAPA ini merupakan inisiatif yang baik dan patut didukung karena membuat perempuan menjadi merasa lebih aman dan nyaman menggunakan moda transportasi umum di Jakarta.
“Saya sudah perhatikan di beberapa halte, ada pos SAPA juga flyer-flyer yang menyebutkan soal keamanan di angkutan umum. Di flyer itu juga disebutkan lengkap, jika mengalami pelecehan atau hal-hal tidak pantas bisa melapor. Saya rasa, ini kemajuan yang positif ya, sehingga penumpang, apalagi penumpang wanita jadi merasa lebih aman,” ujarnya.
Untuk mencegah tindak kekerasan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mencanangkan komitmen pelayanan transportasi ramah perempuan dan anak, di Stasiun LRTJ Velodrome, Jakarta Timur, Minggu (30/10/2022).
Komitmen ini dilakukan melalui BUMD Jakarta dan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, yang bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Bersamaan dengan komitmen ini, diluncurkan pula layanan Call Center Pos SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak).
Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Tuty Kusumawati mengatakan, berbagai upaya kolaboratif yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, diharapkan dapat dapat mencegah dan meniadakan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di ruang publik, khususnya pada transportasi umum.
Tuty menambahkan, Pemprov DKI Jakarta telah membentuk Pos SAPA transportasi publik pada 3 BUMD Jakarta, sebagai upaya mencegah tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, yakni di MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan Transjakarta.
Pemprov DKI Jakarta juga terus berupaya menggencarkan kampanye dan sosialisasi di seluruh wilayah Jakarta guna mewujudkan transportasi publik yang ramah perempuan dan anak.
“Awalnya Transjakarta menjalankan sosialisasinya di 23 halte dan sekarang sudah diperbanyak. Seluruh petugas dilatih dengan standar prosedur sesuai aturan. Ada tiga layanan yang diberikan dan sudah terstandar ISO 9001-2015, antara lain Pengaduan, Pendampingan Psikologi, Layanan Pendampingan Hukum. Selain itu, ada layanan lain berupa rumah sakit terkait visum gratis yang disediakan Pemprov DKI dan pendampingan ke kepolisian,” urai Tuty.
Saat ini, PT LRT Jakarta telah memiliki Pos SAPA di enam stasiun. Ke-6 pos tersebut tersebar di Stasiun Pegangsaan Dua, Stasiun Boulevard Utara, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Pulomas, Stasiun Equetarian dan Stasiun Velodrome. Sedangkam, di halte Transjakarta, jumlah Pos SAPA kini telah mencapai 240 unit dan 13 unit di stasiun MRT.
Bagi masyarakat yang ingin mengakses pusat panggilan Pos SAPA LRT Jakarta bisa menghubungi CARLA di nomor hotline 021-50899909. Ketika Suara.com mencoba layanan hotline tersebut, panggilan telepon langsung direspons petugas dan menanyakan bantuan yang bisa diberikan.