BIMATA.ID, Makassar – Tujuh guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas undur diri. Surat penguduran diri berjemaah ini beredar luas.
Alasan pengunduran para guru besar ini bermacam-macam. Mulai dari intervensi hingga tata kelola kampus.
Baca juga: Guru Besar FEB Unhas Undur Diri Ramai-ramai, Ada Apa?
7 guru besar yang mengundurkan diri masing-masing:
1. Prof Muhammad Idrus Taba, SE., M.Si
2. Prof Dr Idayanti Nusyamsi, SE, MSi
3. Prof Dr Siti Haerani, SE, MSi
4. Prof Dr Cevi Pahlevi, SE, MSi
5. Prof Dr Haris Maupa, SE, MSi
6. Prof Dr Muhammad Asdar, SE, MSi
7. Prof Dr Mahlia Muis, SE, MSi, CIPM
“Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, khususnya pada Program Studi Doktor (S3) Manajemen yang dalam pelaksanaannya telah mengabaikan unsur-unsur tata kelola organisasi yang baik dan benar yaitu kredibel, transparansi, akuntabel, adil dan bertanggungjawab, dan terkait dengan norma-norma akademik, administratif, dan nilai-nilai etika moral,” kata Prof Mahlia Muslim dalam surat tersebut.
Sementara itu, Prod Muhammad Asdar menyoal tata kelola fakultas, khususnya proses pengajaran.
Asdar mengatakan, bahwa beberapa dosen tidak dilibatkan selama dua semester.
“Sehubungan dengan pengelolaan pengajaran yang terjadi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, khususnya pada Program Studi Doktor (S3) Manajemen di mana beberapa Guru Besar FEB Unhas tidak dilibatkan mengajar pada program S3 Ilmu Manajemen selama dua semester berturut-turut dengan alasan yang kurang jelas,” kata Asdar.
Guru besar lainnya, Prof Siti Haerani menyebutkan, bahwa dalam pemberian nilai mahasiswa S3, dekan melakukan intervensi.
“Adanya intervensi Dekan dalam pemberian nilai mahasiswa mata kuliah yang saya ampu pada Program S3 dimana saya diminta untuk meluluskan mahasiswa yang sama sekali tidak memenuhi syarat untuk diluluskan (nol kehadiran padahal perkuliahan dilakukan secara online, tidak ada tugas, tidak ikut ujian, tidak ada komunikasi dengan dosen, baik melalui chat whatsapp pribadi maupun group, untuk menyampaikan alasan ketidakhadirannya pada perkuliahan) hingga keluarnya nilai di akhir semester, justru yang sibuk mencarikan alasan yang tak masuk akal dan mengada-ada adalah Dekan FEB sendiri,” ucap Siti.
[HW]