BIMATA.ID, Jakarta- Pemprov Jawa Barat menawarkan investasi pangan dan energi baru terbarukan dalam West Java Investment Summit (WIJS) 2022 yang dibuka di Bandung, pada Rabu, 5 Oktober 2022.
“Kita menawarkan kedatangan teknologi, kedatangan investasi kapital untuk membangun Jawa Barat di dua sektor tadi. Total proyek yang ditawarkan di tahun ini Rp 59 triliun,” katanya.
WIJS yang digelar pemerintah provinsi dan Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat tahun ini mengambil tema “Green Investment: Food Security & Renewable” menawarkan investasi utama di sektor pangan dan energi baru terbarukan.
“Tema tahun ini fokus pada food security dan energi karena Bapak Presiden sudah mengarahkan saya untuk mencari solusi terhadap potensi krisis pangan dan krisis energi, dan inilah jawaban Jawa Barat,” ujar Ridwan Kamil.
Ia mengatakan pemerintah harus pro aktif mengejar investasi justru di tengah ancaman resesi.
“Tahun depan semua memprediksi ekonomi global akan melambat, bahkan resesi. Sehingga kita harus ancang-ancang dari sekarang,” ucapnya.
Ridwan Kamil optimistis Jawa Barat masih menjadi tujuan investasi. Sektor energi misalnya, Jawa Barat membidik investasi kendaraan listrik.
“Jawa Barat itu skala industrinya full dari A sampai Z, makanya semua merek-merek yang akan (memproduksi) mobil listrik saya yakin akan ke Jawa Barat,” kata dia.
Menurutnya, realisasi investasi semester 1 tahun ini sudah menembus Rp 83 triliun. Di akhir tahun diyakininya akan melampaui capaian target tahun lalu.
“Tahun lalu Rp 136 triliun, hari ini baru setengah tahun, satu semester sudah Rp 83 triliun, dan sudah melebihi target,”pungkasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto mengatakan, animo investor pada Jawa Barat masih tinggi.
“Kondisi global saat ini memang sedang memprihatinkan sehingga animo dari investor atau calon investor global dan domestik terhadap Jawa Barat tetap tinggi itu menandakan bahwa di sini memang ada sesuatu yang lebih besar dari yang ditawarkan oleh provinsi lain,”jelasnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat Noneng Komara Nengsih mengatakan, tawaran investasi pada sektor pangan dan energi baru terbarukan diharapkan bisa menarik minat investor di tengah situasi ekonomi saat ini.
“Kalau pangan itu untuk jangka pendek, kita perlu investasi jangka pendek, dalam waktu dekat, karena nilainya tidak terlalu besar sehingga bisa segera terealisir. Kalau renewable energy itu jangka panjang, itu tetap harus kita promosikan karena ini bukan hanya nasional, internasional juga sudah sedang ke energi terbarukan,” ungkapnya, Rabu (05/10/2022).
Noneng mengatakan, ada 35 item investasi yang ditawarkan di sektor pangan dan energi terbarukan.
“Seluruhnya sudah melalui kurasi yang kita lakukan bahwa itu siap untuk ditawarkan,” tutupnya.
(ZBP)