BIMATA.ID, JAKARTA – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menilai pihak pengamanan perlu bertanggungjawab terhadap Tragedi Kanjuruhan. Fadli menilai, gas air mata yang ditembakkan polisi ke tribun menyebabkan kematian ratusan suporter Arema.
Penggunaan gas air mata itu sendiri telah dilarang oleh FIFA. Apalagi aparat penegak hukum tidak boleh menjadikan masyarakat sebagai musuh.
“Menurut saya kuncinya jelas di situ gas air mata, penerapan gas air mata di lapangan yang kabarnya itu tidak diperbolehkan oleh FIFA sendiri jelas. Kenapa misalnya kalau untuk mempersiapkan, mengantisipasi itu bukan water canon, bukan air yang netral. Tentu enggak akan banyak korban, apalagi sampai meninggal. Paling orang berjatuhan atau apa,” ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
“Rakyat itu bukan musuh, apalagi ini suporter sepak bola, mereka datang ke situ untuk santai-santai untuk menikmati hiburan, mengapresiasi tim yang bertanding olahraga, jangan dianggap musuh, ini seperti menganggap rakyat itu kayak musuh. Ini enggak boleh, mentalitas seperti ini yang harus diubah dari aparat penegak hukum juga, aparat pengamanan,” tegasnya.
Fadli mendesak aparat kepolisian bertanggungjawab atas tragedi di Stadion Kanjuruhan. Kapolda Jawa Timur Irjen Afinta untuk dicopot sebagai pihak yang bertanggungjawab.
“Harus ada yang bertanggungjawab. Kalau saya lihat sih Kapolda juga diganti aja, kan itu aspirasi masyarakat juga. Jadi harus sensitif lah melihat kalo misalkan, kalau di luar negeri itu bukan dicopot, mundur,” katanya.
Dalam acara P20 ini, Fadli mendapat banyak ucapan duka oleh anggota parlemen dunia atas tragedi Kanjuruhan. Salah satunya ketua parlemen Inggris.
“Apalagi Inggris merupakan salah satu pusat permainan olahraga sepak bola dunia dan disitu tidak pernah ada kejadian yang luar biasa seperti ini, tidak perlu sama sama sekali unnecessary tragedy,” ucap Wakil Ketua Umum Gerindra tersebut.
(ZM)