BeritaNasionalPolitik

Presiden Jokowi Tegaskan Pemerintah Segera Hentikan Impor Barang Mentah

BIMATA.ID, Jakarta – Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, komitmen Pemerintah RI untuk secara bertahap menghentikan impor barang mentah sekaligus melakukan hilirirasi industri.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam acara Peresmian Pembukaan Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Musyawarah Nasional (Munas) XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI) Tahun 2022 di Plaza Semanggi, Balai Sarbini, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Oktober 2022.

“Kita ini sudah 77 tahun merdeka, selalu bahan mentah yang kita ekspor. Nikel mentahan kita ekspor, tembaga mentahan kita ekspor, minyak kita ekspor dalam bentuk mentahan, tidak diolah, timah kita ekspor, kelapa sawit (CPO) kita ekspor, tapi tidak dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi. Sehingga nilai tambah itu ada di negara lain, pembukaan lapangan kerja juga adanya di negara lain,” ucapnya.

Mantan Gubernur Provinsi DKI Jakarta ini meyakini, hilirisasi industri akan meningkatkan nilai tambah dari suatu komoditas dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya di dalam negeri.

“Inilah yang secara konsisten akan terus kita lakukan. Setop nikel, tahun depan setop timah, tahun depan setop tembaga, karena nilai tambahnya ada di dalam negeri,” sambung Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mencontohkan, nilai ekspor nikel melonjak hingga mencapai Rp 360 triliun karena diekspor dalam bentuk setengah jadi dan jadi, bukan bahan mentah.

“Saya berikan contoh nikel. Waktu diekspor dalam bentuk mentahan, kita hanya mendapatkan nilai Rp 15 triliun. Setelah diekspor dalam bentuk setengah jadi dan barang jadi, nilainya menjadi Rp 360 triliun. Dari Rp 15 triliun menjadi Rp 360 triliun, baru satu barang,” terang mantan Wali Kota Surakarta ini.

Tidak hanya nikel, Pemerintah RI juga mendorong penghentian ekspor tembaga saat pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga di Gresik, Jawa Timur (Jatim) mulai beroperasi.

“Tembaga nanti begitu ini smelter di Gresik selesai, ini juga sama setop, tidak ada lagi yang namanya ekspor tembaga. Semuanya harus dikerjakan jadi barang jadi di negara kita Indonesia,” jelas Presiden Jokowi.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan nilai tambah di sektor pertambangan, Pemerintah RI juga mengambil alih kepemilikan saham perusahaan asing atas pengelolaan sejumlah industri pertambangan Indonesia, mulai dari PT Freeport Indonesia hingga Blok Rokan.

Presiden Jokowi menyampaikan, saat ini Indonesia sudah memegang mayoritas saham PT Freeport Indonesia.

“Untuk yang di Blok Rokan, ini urusan minyak dan gas yang sudah 97 tahun dikuasai oleh Chevron, 97 tahun. Sekarang juga sudah 100 persen dimiliki oleh kita sendiri,” imbuhnya.

Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan, Presiden Jokowi optimistis target Indonesia untuk masuk ke lima besar ekonomi dunia di tahun 2045 bakal terwujud.

“Asal konsistensi ini terus kita jaga. Siapapun nanti pemimpin, presiden negara ini, konsistensi itu harus kita jaga dan terus kita ingatkan. Jangan kembali lagi ke ekspor mentah lagi,” ungkap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi, yakni Ketua Umum LVRI yang juga merupakan Wakil Presiden (Wapres) RI ke-6, RI Try Sutrisno, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Mahfud MD, Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto, Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini, dan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close