BIMATA.ID, Jakarta- Indonesia terancam menerima sanksi dari FIFA sebagai imbas dari tragedi Stadion Kanjuruhan, usai laga Liga 1 Arema FC vs Persebaya Surabaya akhir pekan ini. Tragedi kerusuhan suporter ini mengakibatkan 130 orang meninggal dunia.
Jika sanksi FIFA dijatuhkan, tentu akan sangat merugikan insan sepak bola Indonesia, mulai dari pemain, klub, timnas Indonesia, PSSI, hingga suporter sepakbola Indonesia.
Ancaman sanksi FIFA ini diprediksi bakal lebih mengerikan jika dibandingkan saat sepak bola Indonesia dibekukan FIFA akibat intervensi pemerintah soal kompetisi beberapa tahun lalu.
Sanksi FIFA apa saja yang bisa diterima Indonesia akibat tragedi Kanjuruhan ini?
Sebelum merujuk ke sanksi FIFA, pengamanan pertandingan Arema FC vs Persebaya telah melanggar kode keamanan FIFA.
Tembakan gas air mata yang ditembakkan polisi, saat berusaha membubarkan Aremania yang merangsek ke lapangan usai tim kesayangan mereka kalah di kandang dengan skor 2-3 dari Persebaya, merupakan pelanggaran kode keamanan FIFA (Pasal 19 b).
Begini bunyinya: ”Senjata atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan.”
Seperti diketahui, tembakan gas air mata menyebabkan sejumlah reaksi pada tubuh. Reaksi ini terjadi ketika terpapar ke kulit, terutama kulit wajah dan mata. Mereka yang terpapar gas air mata akan merasa nyeri dan pedih.
Jika pasal ini yang digunakan FIFA untuk menjatuhkan sanksi kepada Indonesia akan sangat mengerikan.
Seperti dimuat TIMES Indonesia –jaringan Suara.com, secara kesluruhan ada tujuh ancaman sanksi FIFA kepada Indonesia imbas tragedi Kanjuruhan:
1. Seluruh Pertandingan Liga Indonesia Dibekukan 8 Tahun.
Ancaman pertama dari sanksi FIFA yakni seluruh pertandingan Liga Indonesia akan dibekukan selama delapan tahun. Sebuah hukuman yang sangat berat bagi semua yang berkepentingan mulai dari pemain, pelatih, PSSI hingga pelaku ekonomi.
2. Keanggotaan Indonesia di FIFA Dicabut
Ancaman sanksi kedua, PSSI bisa dikeluarkan FIFA seperti saat pada 30 Mei 2015, lewat dokumen FIFA yang ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa keanggotaan Indonesia di FIFA dicabut atas hasil rapat Komite Eksekutifnya di Zurich, Swiss.
FIFA menjatuhkan sanksi karena menilai pemerintah Indonesia melakukan pelanggaran karena intervensi yang merupakan pelanggaran atas Pasal 13 dan 17 dari Statuta FIFA.
3. Piala Dunia U-20 di Indonesia akan Dibatalkan
Jatah Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 juga terancam dibatalkan oleh FIFA dengan alasan keamanan.
Tragedi Stadion Kanjuruhan ini juga bisa mempengaruhi penilaian terhadap keamanan pertadingan di Indonesia. Apalagi Indonesia diagendakan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan digelar 20 Mei hingga 11 Juli 2023.
4. Timnas Indonesia Dilarang Main di Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-20
Ancaman sanksi juga bisa menggagalkan perjuangan para pemain timnya di dua kejuaraan Piala Asia. Pencabutan hak keikutsertaan Timnas Indonesia di Piala Asia U-2023 senior dan Piala Asia U-20 2023 bisa terjadi jika FIFA menjatuhkan sanksi.
Timnas senior sudah memastikan lolos ke ke Piala Asia yang akan digelar 16 Juni-16 Juli 2023. Sedangkan Piala Asia U-20 akan digelar 1-16 Maret 2023 di Uzbekistan.
5. Timnas Indonesia Dikurangi Poin di Ranking FIFA
Timnas Indonesia juga terancam turun peringkat di ranking FIFA. Jika itu yang terjadi, Timnas Indonesia yang saat ini menempati 152 dunia kemungkinan bisa turun jauh lagi.
6. Kompetisi Liga Indonesia Tanpa Penonton
Hukuman yang tidak kalah berat adalah kemungkinan larangan menggelar pertandingan tanpa penonton dalam waktu lama. Hal ini tentu menjadi tantangan yang berat jika sanksi FIFA benar diberlakukan.
7. Klub Indonesia Dilarang Bermain di Piala AFC dan Liga Champions Asia
Klub Indonesia juga akan semakin menderika jika dijatuhi hukuman larangan tidak boleh tampil di kompetisi antarklub Asia, Piala AFC dan Liga Champions Asia. Peluang klub Indonesia untuk berprestasi di level Asia tidak akan bisa diraih selama sanksi FIFA diberlakukan.