BIMATA.ID, JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal Purn Moeldoko mendukung kebijakan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang menurunkan syarat tinggi prajurit TNI. Moeldoko memandang prajurit TNI memang dibentuk untuk bertempur.
Andika menurunkan syarat bagi taruna dari 163 cm menjadi 160, lalu untuk taruni dari 157 cm menjadi 155 cm.
“Prajurit TNI disiapkan dibentuk untuk perang, bukan untuk baris- berbaris, bukan untuk protokol. Jadi ketinggiannya itu bisa disesuaikan,” kata Moeldoko di kantornya, Jakarta, Kamis (29/9).
Mantan Panglima TNI ini menceritakan pengalamanya saat bergabung di United Nations Military Observers (pejabat militer yang diterjunkan untuk mendukung misi perdamaian PBB). Ia melihat prajurit dari Prancis bertubuh pendek.
“Hei Moeldoko, kamu ngerti enggak, kalau kita perang, kita harus melewati lorong-lorong kecil. Orang-orang seperti saya inilah yang bisa melewati,” kenang Moeldoko saat berbincang dengan prajurit militer Prancis itu.
Menurut Moeldoko, jika gizi masyarakat Indonesia membaik, maka tinggi taruna bisa dinaikkan.
“Kalau kita lagi gizinya bagus, masyarakat Indonesia sudah mulai tinggi-tinggi, ya, mungkin menyesuaikan. Jadi jangan itu menjadi persoalan,” ucap Moeldoko.
(ZM)