BeritaEkonomiNasionalPertanianPolitikRegionalUmum

Abdul Wachid: Kenaikan BBM Membuat Petani Menjerit

BIMATA.ID, Jakarta- Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Abdul Wachid menyayangkan terjadinya kenaikan harga BBM bersubsidi.Dia mengaku prihatin dengan kondisi para petani imbas kenaikan harga BBM subsidi. Naiknya harga BBM telah membuat kehidupan para petani di daerah-daerah semakin nelangsa.

“Efek domino kenaikan BBM jelas berpengaruh terhadap Harga Pokok Produksi (HPP) petani dan tentu saja petani semakin berat menghadapi kondisi semacam ini,”jelas Wachid, Jumat (09/09/2022).

“Kenaikan BBM membuat para petani menjerit bapak Presiden,”sambungnya.

Wachid mengatakan, yang lebih memprihatinkan pasca kenaikan harga pertalite dan solar, para petani kebingungan menghadapi kondisi yang semakin kompleks. Mereka disebut tidak tahu harus mengadu nasibnya itu ke siapa lagi.

“Petani padi, tebu, sayuran nelayan, tambak dan lain-lain mereka hidup di desa-desa pinggir laut di gunung-gunung. Jauh dari para elite dan tidak tahu cara menyuarakan jeritan hatinya,” jelasnya.

Wachid mengatakan, harga BBM jenis solar yang sering dipakai para petani untuk mengolah kebun dan berlayar di laut, langsung naik tinggi.

“Dari harga semula Rp 5.150 liter naik Rp 1.650 liter menjadi Rp 6.800 liter, jelas sangat memberatkan para petani,” kata dia.

Menurunya, kenaikan harga BBM memberatkan beban biaya sarana produksi. Upah buruh tani dan biaya angkut juga akan naik. Kemudian beban biaya hidup, harga pupuk dan obat-obatan juga akan ikut naik.

“Sedangkan di petani harga tidak ikut naik, bahkan kadang kalau harga di petani naik sedikit saja sudah ribut di media, seakan-akan petani tidak boleh mendapatkan keuntungan,” ujarnya.

 

(ZBP)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close