BIMATA.ID, Sleman – Selokan Mataram telah dikeringkan sejak Agustus lalu. Dinas Pertamian, Pangan dan Perikanan Sleman mencatat ada seluas 544 hektare lahan pertanian dan 230.120 meter persegi kolam ikan yang terdampak dari pengeringan tersebut.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono, menjelaskan beberapa bulan sebelum dilakukan pematian Selokan Mataram, pihaknya sudah mensosialisasikan kepada petani atau kelompok tani (poktan) yang akan terdampak.
Dalam kegiatan budi daya pertanian, baik dalam pengembangan tanaman pangan, holtikultura, peternakan maupun perkebunan, ketersediaan air merupakan faktor yang sangat strategis.
“Dengan adanya perbaikan Selokan Mataram, tentu akan berpengaruh dalam pada kegiatan usaha tani tanaman pangan, hortikultura, peternakan maupun perkebunan,” ujarnya, Selasa (13/09/2022).
Ia mencatat total ada sebanyak 544 hektare lahan sawah yang terkena dampak akibat dimatikannya Selokan Mataram 230.120 meter persegi kolam ikan; 55 ekor ternak sapi dan 33 ekor ternak domba.
Untuk pertanian, wilayah paling banyak terdampak ada di Tirtomartani, Kapanewon Kalasan, yakni seluas 123 hektare.
Adapun wilayah lainnya meliputi Sendangrejo, Minggir 80 hektare Banyurejo, Tempel 32 hektare Sidomulyo, Godean dua hektare Banyuraden, Gamping tiga hektare Ambarketawang, Gamping empat hektare Margokaton, Seyegan 68 hektare Margodadi, Seyegan 27 hektare Margoluwih, Seyegan 30 hektare Sinduadi, Mlati 23 hektare Tirtoadi, Mlati 20 hektare; Condongcatur, Depok dua hektare Nologaten, Depok dua hektare Purwomartani, Kalasan 103 hektare; Tamanmartani, Kalasan 25 hektare.
Pada perikanan, wilayah yang terdampak meliputi Margokaton, Seyegan 41.000 meter persegi Margodadi, Seyegan 21.000 meter persegi Margoluwih, Seyegan 20.500 meter persegi Tirtoadi, Mlati 7.820 meter persegi Tlogodadi, Mlati 2.500 meter persegi; SInduadi, Mlati 15.000 meter persegi Trihanggo, Gamping 15.500 meter persegi Sidomoyo, Godean 106.800 meter persegi.
“Dengan pemutusan aliran air Selokan Mataram maka sebagian petani atau poktan yang sudah siap menanam padi terpaksa menunda menanam padi dan atau mengalihkan pada tanaman palawija dan hortikultura yang tidak terlalu banyak membutuhkan air,” katanya.
Untuk menanggulangi kekeringan apabila Selokan Mataram sewaktu-waktu diperbaiki atau rusak, perlu dipertimbangkan adanya embung dan sumur ladang.
(ZBP)