Bimata

Arsul Sani Minta Isu Jegal Menjegal Jelang Pemilu 2024 Dihentikan

BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani meminta, agar isu jegal-menjegal segera dihentikan. Pasalnya, partai berlambang Ka’bah tersebut berharap pemilihan umum (Pemilu) 2024 bisa memunculkan lebih dari dua pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden.

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengemukakan, bahwa ada upaya mengatur agar Pemilu 2024 hanya terdapat dua paslon presiden dan wakil presiden saja.

“PPP meminta, agar isu atau kabar jegal-menjegal itu dihentikan saja. Karena, bukan hal yang produktif dan membawa manfaat bagi kehidupan demokrasi kita. Mari kita melihat dan berikhtiar dengan cara elegan, agar Pilpres (pemilihan presiden) 2024 bisa kita laksanakan dengan lebih baik, terlepas berapa paslon yang berkontestasi,” ucap Arsul, Senin (19/09/2022).

“PPP sendiri berharap, akan ada lebih dari 2 paslon di Pilpres ya,” sambungnya.

Arsul menerangkan, pihaknya tak merasa ada yang berusaha menjegal langkah PPP untuk menuju kontestasi demokrasi di Pemilu 2024 mendatang. Hal itu terbukti dengan terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang berjalan dengan lancar.

“PPP tidak merasakan adanya jegal-menjegal. Demikian pula memiliki kebebasan ketika membentuk koalisinya bersama Partai Golkar dan PAN, yakni KIB. Jadi, bagi PPP tidak ada itu cerita tentang jegal-menjegal agar parpol tidak bisa mengajukan paslon,” tandas Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI) ini.

Terlebih, kasus jegal-menjegal pada Pemilu 2009 yang diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto. Yang mana, koalisi PDIP dan PPP dijegal oleh Partai Demokrat.

“Bagi PPP itu sudah masa lalu, tidak elok kalau dibicarakan soal ada-tidaknya jegal-menjegal itu di Pemilu 2009,” ungkap Arsul.

[MBN]

Exit mobile version