BIMATA.ID, JAKARTA – Rupiah anjlok melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Senin (26/9/2022). Indeks dolar AS yang terus menanjak membuat rupiah terus turun hingga Rp 15.100/US$
Menurut data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,1% ke Rp 15.050/US$. Semakin membengkak menjadi 0,43% ke Rp 15.100/US$ pada pukul 9:08 WIB. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak Mei 2020.
Indeks dolar AS pada perdagangan Jumat lalu meroket hingga 1,65% ke 113,192, menjadi yang tertinggi sejak Mei 2002. Dalam sepekan, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini melesat 3,12%.
Selain karena bank sentral AS (The Fed) yang menegaskan akan terus agresif dalam menaikkan suku bunga, jebloknya mata uang Eropa juga membuat indeks dolar AS terus menanjak.
Pada perdagangan Jumat (23/9/2022) nilai tukar poundsterling Inggris ambrol hingga 3,5% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke US$ 1.0856/GBP pada perdagangan Jumat pekan lalu. Level tersebut merupakan yang terlemah dalam 37 tahun terakhir.
Rekor terlemah poundsterling tercatat di US$ 1,0520 yang tercatat pada 26 Februari 1985. Artinya, poundsterling kini berjarak 3% saja dari rekor terlemah. Sepanjang tahun ini, poundsterling sudah ambrol nyaris 20%.
Ambruknya poundsterling terjadi setelah pemerintah Inggris mengumumkan era baru perekonomian yang berfokus pada pertumbuhan, termasuk pemangkasan pajak serta insentif investasi untuk dunia usaha.
Para Pelaku pasar khawatir utang Inggris akan kembali meningkat, Padahal rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) saat ini lebih dari 100%, tertinggi dalam 60 tahun terakhir.
(ZM)