BIMATA.ID, Jakarta- Digitalisasi dinilai telah memicu perubahan global, sehingga ekonomi dunia diatur menjadi lebih terhubung, lebih cerdas dan lebih efisien.
“Dalam mempercepat transformasi, digitalisasi adalah kunci untuk membuka potensi kita dalam daya saing global dan pembangunan jangka panjang, memberdayakan masyarakat dan bisnis untuk meraih peluang pasar baru, terutama untuk pemulihan pascapandemi,” kata Menteri Koordinator Perekonomian RI, Airlangga Hartarto dalam pidatonya di hadapan semua peserta Unleash Digital Huawei Connect 2022, Bangkok yang berasal dari kawasan Asia-Pasifik seperti dalam siaran persnya, Senin (19/09/2022).
Dalam dua tahun, lanjutnya lebih dari 600 juta pengguna e-commerce memasuki pasar online. Pada tahun 2021, penjualan e-commerce ritel berjumlah sekitar USD 4,9 triliun di seluruh dunia, dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 50persen, dan mencapai sekitar USD 7,4 triliun pada tahun 2025.
“Pasar untuk layanan online berkembang pesat dengan pertumbuhan platform digital yang lebih tinggi. Ukuran pasar telah meningkat hampir 50 persen sejak awal pandemi Covid-19 dan total pendapatan dunia dari layanan ini mencapai USD 466 juta pada akhir tahun 2021,” ujarnya.
Selain itu, di tingkat regional, ASEAN merupakan pasar digital terbesar ke tiga di Asia dan ke-5 di dunia.
“Pada tahun 2030 nanti, ekonomi digital ASEAN diperkirakan mencapai USD 1 triliun (GMV) dengan berlanjutnya perubahan perilaku konsumen dan pedagang, serta kepercayaan investor yang kuat,” tegasnya.
Ia mengatakan tahun lalu, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD 70 miliar. Angka itu juga diprediksi akan meningkat dua kali lipat menjadi USD 146 miliar pada tahun 2025. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia juga telah menyusun Roadmap Digital Indonesia 2021-2024 sebagai panduan strategis untuk mendorong proses transformasi digital bangsa. Isinya yakni 100 inisiatif utama untuk mempercepat realisasi infrastruktur digital, pemerintah, ekonomi, dan masyarakat, di 10 sektor prioritas.
“Saat ini, kami sedang mengembangkan Kerangka Ekonomi Digital Nasional untuk mendorong kolaborasi dan membangun sinergi di antara semua pemangku kepentingan terkait, memastikan fondasi ekonomi digital Indonesia diprioritaskan, memaksimalkan upaya lompatan, dan memastikan inklusivitas dan keberlanjutan,” jelasnya.
Pemerintah Indonesia juga akan terus fokus pada pengembangan fasilitas infrastruktur, baik fisik maupun digital, mulai dari peningkatan jaringan serat optik, menara BTS, pusat data dan satelit high throughput, hingga pengembangan jaringan 5G.
Dia menuturkan, prioritas utama lainnya adalah pengembangan sumber daya manusia. Indonesia saat ini membutuhkan setidaknya 600 ribu talenta digital setiap tahun.
Airlangga menilai, melalui Kepresidenan G20, Indonesia telah menempatkan transformasi digital di samping kesehatan global dan transisi energy sebagai salah satu prioritas utama G20 untuk tahun 2022.
Airlangga juga berharap, melalui Huawei Connect 2022 bisa mendapatkan banyak wawasan dan peluang sinergi serta kolaborasi dalam mendorong adopsi teknologi digital dan inovasi unggulan untuk mendukung transformasi digital.
“Mari kita jadikan momentum luar biasa ini sebagai langkah utama untuk meningkatkan kerja sama dalam mempercepat dan menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan terhubung menuju Unleash Digital for a Sustainable Asia-Pacific,” pungkasnya.
Anggota DPR RI Komisi I Fraksi Partai Golkar, Dave Akbarshah Laksono mengapresiasi penyelenggaraan Unleash Digital Huawei Connect 2022, Bangkok.
Menurutnya, digitalisasi yang dilakukan saat ini dilakukan pemerintahan Indonesia mampu meningkatkan sektor perekonomian.
“Kita lihat pengembangan ekonomi digital di Indonesia ternyata mampu menggerakkan perekonomian masyarakat juga,” katanya.
Dirinya menungkapkan, untuk menciptakan pemulihan ekonomi global yang lebih inklusif, digitalisasi UKM perlu perluas dengan inklusi keuangan, mempercepat literasi dan keterampilan digital, serta mereformasi tata kelola data global.
(ZBP)