BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa memastikan, tidak ada konflik internal di partainya menyusul kegaduhan akibat pernyataannya soal amplop kiai beberapa waktu lalu.
Desakan mundur yang dialamatkan kepada Suharso dinilai hanya kesalahpahaman.
“Oh nggak (ada konflik), nggak saya kira. Ini kan saya cuma menerimanya sebagai sebuah kesalahpahaman saja,” ucapnya di Kompleks Istana Negara Jakarta, Kamis (25/08/2022).
Meski sudah meminta maaf saat memberikan sambutan di acara Sekolah Politik PPP di Bogor, Jumat, 19 Agustus 2022 lalu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Republik Indonesia (RI) ini meminta, agar semua pihak tidak keluar dari konteks yang dibicarakan.
“Kalau secara internal, sudah dijelaskan di beberapa kesempatan. Saya juga bahkan sudah menyatakan permohonan maaf saya. Mungkin cara memberi contohnya nggak pas. Tetapi meski saya memberikan contoh tidak pas, tolong itu dilihat dalam konteks jangan out of context,” terang Suharso.
Dia mengaku, telah bertemu dengan Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga Wakil Ketua Majelis Syariah PPP, Afifudin. Dalam pertemuan itu, Suharso menjelaskan maksud dari amplop kiai.
“Beliau menanggapi dengan baik dan senang sekali dengan penjelasan saya. Awalnya beliau suuzan, tetapi setelah mendengarkan penjelasan saya, beliau mengatakan lega dan dapat menerima penjelasan saya,” sambung mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini.
Meski didesak mundur oleh tiga majelis PPP, Suharso belum mau melaporkan penyebar videonya ke polisi. Sebab, masalah tersebut dapat diselesaikan secara internal.
“Belum sampai sana. Nggak, nggak, ini kan kader-kader kita sendiri,” ungkapnya.
[MBN]
