BIMATA.ID, Jakarta- Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) disarankan segera melakukan pelacakan (tracing kasus setelah ditemukan kasus cacar monyet (monkeypox) pertama di Jakarta. Hal itu dikatakan oleh saat dihubungi pada Senin (22/08/2022).
“Harus dilakukan adalah pertama, melacak kasus kontaknya. Karena ini penyakit yang tidak main-main. Karena penularannya tidak ganas semudah dalam arti Covid-19. Tapi ini kalau kontak erat terjadi (penularan) itu mudah,”jelas Dicky.
Menurutnya, penelusuran kasus harus dilakukan secara mendalam, bahkan hingga lapis kedua dengan waktu tiga minggu sebelum seseorang dinyatakan suspek cacar monyet.
“Bahkan kalau bisa sampai lapis kedua, dan itu mundurnya harus tiga minggu atau kasus awal. Jadi memang tidak mudah tapi bisa kalau kita betul-betul menggali,” ucap Dicky.
“Sekali lagi ini sambil dibangun literasi jangan dibangun stigma. Ini bukan hanya penyakit yang menyerang kelompok gay, biseksual atau pekerja seks saja, tapi bisa ke masyarakat umum,” sambungnya.
Dia menjelaskan, mengenai cacar monyet yang disebutnya merupakan infeksi orthopox virus menyebabkan kelainan pada kulit. Penyebutan cacar monyet karena temuan kasus pertama terjadi pada hewan monyet.
“Ketika kasus yang ada bergejala itu terdeteksi, apalagi kalau nanti misalnya terbukti bahwa ini tidak ada riwayat bepergian ke luar negeri, atau kontak dengan orang luar negeri, juga berarti ini terjadi penularan komunitas,” ucap Dicky.
(zbp)