BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI), Lestari Moerdijat, membeberkan resep mencegah kekerasan seksual. Perempuan yang akrab disapa Rerie ini menyebut, pemahaman keluarga terkait bentuk tindak pidana kekerasan seksual dinilai perlu diperkuat.
“Penguatan berbagai langkah pencegahan tindak kekerasan seksual terhadap anak harus konsisten dilakukan, untuk menekan angka kasus kekerasan seksual di Tanah Air,” ujarnya, melalui keterangan tertulis, Jumat (15/07/2022).
Rerie menyoroti tingginya tindak kekerasan seksual terhadap anak di sejumlah kota di Indonesia.
Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) ini, mengutip data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) RI mengenai 797 anak menjadi korban kekerasan seksual sepanjang Januari 2022.
“Angka itu menunjukkan kekerasan seksual marak terjadi pada anak. Sehingga, diperlukan berbagai upaya pencegahan dari setiap lapisan masyarakat,” imbuh Rerie.
Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini menyatakan, keluarga sebagai lingkup terkecil dan utama mencegah kekerasan seksual. Sehingga, angka kejahatan tersebut dapat ditekan.
“Upaya penguatan pemahaman keluarga terkait pencegahan tindak kekerasan seksual terhadap anak itu harus dengan langkah-langkah yang terukur, agar upaya yang dilakukan memberi dampak nyata terhadap pengurangan jumlah kasus,” papar legislator daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) II ini.
Rerie berharap, sosialisasi Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dilakukan secara masif. Hal itu juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah tindak kekerasan seksual.
“Juga mendorong agar pemerintah segera menyelesaikan sejumlah aturan teknis yang dipersyaratkan olah UU Nomor 12 tahun 2022, agar upaya penuntasan kasus-kasus kekerasan seksual di Tanah Air bisa dilakukan dengan seadil-adilnya, terutama bagi para korban,” tuturnya.
[MBN]
