BIMATA.ID, Jakarta- Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Kajian Politik Nasional Adib Miftahul menanggapi polemik yang terjadi dalam internal Partai Gerindra yang saling menggugat dalam ekosistem politik Indonesia.
Kewajaran tersebut dia katakan tatkala fungsi partai yang masih dilihat secara pragmatis. Dalam hal gugatan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang ditujukan ke Dewan Pimpinan Partai Gerindra, Adib menilai bahwa hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan kepentingan.
“Biasalah ini kan internal-internal partai, mana ada sih partai yang dari dulu itu kalau berbeda kepentingan pasti mereka berantem,” kata Adib, Kamis (21/07/2022).
Adib menilai, yang dibutuhkan dalam politik, terlepas dari merek partai yang diusung politikus, adalah kedewasaan. Berdasarkan kejadian gugat-menggugat yang terjadi dalam badan internal Gerindra, Adib menilai bahwa hal tersebut bukan sifat kedewasaan para kader partai.
“Jadi seolah-olah tidak ada kedewasaan dalam berpartai begitu. Kutu loncat selalu dimaknai model-model yang seperti itu,” katanya.
Adib menegaskan bahwa gugatan yang dilayangkan DPC pada DPP Gerindra merupakan kejadian yang sangat lumrah dalam politik Indonesia. Hal tersebut dia katakan berdasarkan pola keributan yang selalu mempersoalkan aturan AD/ART partai.
“Jadi menurut saya ketika DPC menggugat DPP karena tidak tegasan, ini juga lumrah karena kan ada AD/ART selalu diperdebatkan. Namun, kalau tidak dijalankan kan buat apa?” katanya.
Dirinya juga mempertanyakan ketegasan partai terkait pemecatan Muhammad Taufik yang menjadi latar belakang konflik saling menggugat di badan internal Gerindra. Dia menilai bahwa seolah-olah ada sesuatu yang dilakukan dengan setengah hati pada saat memutuskan pemecatan Taufik.
(ZBP)