BIMATA.ID, Jakarta- Kegagalan KPK menjemput paksa ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Selatan (Kalsel), Mardani H. Maming semakin menambah deretan citra negatif KPK dibawah Kepemimpinan Filry Bahuri. Pasalnya, ini merupakan kali kedua KPK gagal menangkap terduga korupsi yang selalu berkaitan dengan partai penguasa yakni PDIP.
“Kita tidak bisa menduga-duga apakah kasus ini ada kaitannya dengan PDIP atau tidak, namun yang menjadi catatan pentingnya buat masyarakat adalah, kenapa KPK selalu tidak berdaya jika berhadapan dengan Pengamat: yang berkaitan dengan partai penguasa ini, belum lama ini ada juga kasus yang menjerat Harun Masiku, jika ditambah dengan kasus Mardani Maming ini mungkin sangat wajar jika publik berasumsi bahwa ini adalah era terburuk sepanjang KPK berdiri”, tutur pengamat politik Jajat Nurjaman.
Jajat menilai, berbagai spekulasi ini hanya bisa diredam dengan prestasi, karena jika ini dibiarkan berlarut tidak hanya citra KPK yang buruk tapi lebih parahnya dari kejadian ini bisa memicu kembali wacana terkait pembubaran KPK karena kehadirannya dinilai tidak lagi efektif, saya kira terlepas dari ada atau tidaknya permainan di dalam ini yang jelas era buruk ini hanya perlu dibayar dengan prestasi.
“Sebagai pilar utama dalam pemberantasan korupsi yang independent dalam menjalankan tugasnya, KPK harus berani keluar dari tekanan siapapun termasuk juga penguasa, saya kira upaya keras untuk membangun citra baik selama ini sudah hancur karena faktanya KPK tidak lebih dari macan ompong Ketika harus berhadapan dengan kasus korupsi yang menjerat kader partai penguasa saat ini”, tutup Jajat.
(ZBP)